Minggu, 17 Oktober 2010

Kumpulan Tesis


PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Studi Kasus pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jember)


TESIS


Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
Memperoleh gelar Magister Manajemen







LOGO








Diajukan oleh :

HARI BUDI LESTARI
NPM. 081961152








PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2009




ABSTRAK

Latar belakang yang mendasari penelitian yang berjudul Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai ini adalah di era demokrasi yang diiringi dengan kasus krisis yang melanda di berbagai bidang, diantara fenomena yang berkembang di birokrasi pada umumnya adalah semakin rendahnya kinerja pegawai. Hal tersebut menghambat upaya peningkatan dan perkembangan organisasi. Dengan ditemukannya faktor-faktor motivasi kerja maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai sehingga organisasi dapat berjalan secara ekonomis, efektif dan efisien.
Hipotesis penelitian ini adalah : (1) Kebutuhan filosofis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai, (2) Kebutuhan fisiologis secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai, (3) Kebutuhan rasa aman secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai, (4) Kebutuhan sosial secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai, (5) Kebutuhan penghargaan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai, dan (6) Kebutuhan aktualisasi diri secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatif. Sedangkan yang menjadi sample penelitian ini sebanyak 56 responden yang ditarik dengan teknik purpose random sampling dari populasinya yakni 125 pegawai yang berada di Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Penjaring data digunakan alat kuesioner dan kemudian dianalisis dengan Uji-F, Uji-t, dan Regresi Berganda, dengan taraf signifikan 95%.
Dasar teori yang digunakan sebagai pedoman penelitian ini adalah teori pemenuhan kebutuhan Maslow, yang berfokus pada “apa” hyang mendorong manusia melakukan kegiatan. Teori ini dapat diterapkan untuk memotivasi pegawai meningkatkan kinerjanya dalam suatu organisasi.
Rumusan hasil analisis dengan statistik regresi berganda menunjukkan bahwa kelima variabel motivasi, yakni kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 0,698. Artinya bahwa kelima variabel motivasi tersebut secara simultan bergerak satu satuan maka kinerja pegawa akan berubah sebesar 69,8%, dengan tingkat kebenaran 95%. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis regresi parsial menunjukkan bahwa kelima variabel motivasi tersebut secara parsial juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
  


PENGARUH PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PERANGKAT DESA
STUDI KASUS
(Di Kecamatan Balung)
Kabupaten Jember


TESIS


Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
Memperoleh gelar Magister Manajemen







LOGO








Diajukan oleh :

LUTFIAH
NPM. 082061153





PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2009
 
 
ABSTRAK

Desa adalah pelaksanaan pemerintahan yang paling bawah, lebih-lebih dalam era otonomi daerah, desa memiliki fungsi yang sangat strategis dalam pelaksanaan pemerintahan. Semua departemen yang ada di pemerintahan pusat, implementasi kebijakannya pasti bermuara di desa. Dituntut untuk memahami semua program agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang optimal.
Untuk itu semua, sudah suatu keharusan apabila perangkat desa, perlu meningkatkan basic pendidikannya minimal SLTP dan sederajat. Semakin tinggi basic pendidikan seorang perangkat desa, maka akan dapat meningkatkan profesionalitas kinerja dari masing-masing perangkat desa itu sendiri. Bahkan di Jember telah dibakukan dengan diterbitkannya Peraturan Bupati Jember Nomor 36 tahun 2007 tentang perangkat desa. Batas minimal pendidikan seorang perangkat desa adalah berijazah SLTP, hal ini diatur dalam pasal 17 ayat 2.d, berbunyi : “Yang dapat diangkat menjadi Perangkat Desa adalah penduduk desa warga negara Republik Indonesia yang berpendidikan paling rendah, Sekolah Lanjutan tingkat Pertama dan atau yang sederajat dan lembaga pendidikannya terakreditasi”.
Hal inilah yang mendasari atau mengilhami mengapa Saya mengangkat judul : ”Pengaruh Pendidikan dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Perangkat Desa, Studi Kasus di Kecamatan Balung Kabupaten Jember”. Dari hasil penelitian telah terbukti bahwa semakin tinggi basic pendidikan seorang perangkat desa semakin meningkat pula kinerja serta kualitas pelayanan terhadap masyarakat desa.







PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN JEMBER



TESIS



Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
Memperoleh gelar Magister Manajemen







LOGO








Diajukan oleh :

MOH. AWALUDIN APRIYANTO
NPM. 081961200





PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2009
 
 
 
 
 
ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN JEMBER

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh durasi, metode maupun materi diklat berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jember.
Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 32 orang pegawai. Sedangkan metode pengambilan sampel adalah metode sensus, dimana seluruh populasi akan dijadikan sampel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial maupun simultan dari variabel durasimateri maupun metode diklat terhadap kinerja Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jember.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja. Pembuktian hipotesis menggunakan uji statistik secara simultan (Uji F) dan uji parsial (Uji t).
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa fungsi regresi linear berganda yang dapat menjelaskan pengaruh antara variabel durasi (X1), metode (X2) maupun materi diklat (X3) terhadap kinerja Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jember (Y) adalah :
Y = 0,0000 + 0,605 X1 + 0,813 (X2) + 0,254 + e
Hasil uji statistik terhadap koefisien regresi secara simultan variabel durasi (X1), metode (X2) maupun materi diklat (X3) mempunyai terhadap kinerja pegawai (sig = 0,000 < 0,05), sedangkan uji statistik secara parsial untuk variabel durasi (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai (sig = 0,028 < 0,05), variabel metode (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai (sig = 0,007 < 0,05), dan variabel materi diklat (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai (sig = 0,039 < 0,05). Sedangkan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai adalah variabel metode diklat, hal ini terbukti dari koefisien beta standardized menunjukkan nilai tertinggi yaitu 0,530.
 
Kata Kunci : Pendidikan dan Pelatihan





 

Kumpulan Puisi Karya Ali'S


Isro’mu – Mi’rojmu
:Ali’S
Kala langit bertaburan bintang-bintang
Engkau pancarkan cahya-Mu di sana
Kala rembulan mengintip bumi
Engkau mengutus malaikat-Mu berjaga-jaga
menjaga Muhammad kasih-Mu
menjaga Muhammad cinta-Mu

Malam dua puluh tujuh rojab tahun kesebelas
Engkau menjalani tugas suci
Hening malam mengantarmu
para malaikat menjagamu.

Bumi diam malu-malu
Matahari telah lelap
rembulan menampakkan senyumnya
Bintang gemintang sujud menjadi saksi
menampakkan cahaya menghiasi langit

Ombak laut tak berdebur
Sungai-sungai diam membisu
Binatang-binatang tak bersuara
Alam raya tunduk tawadhuk
menyaksikan sebuah perjalanan suci
di emban Muhammad di malam hari

Perjalanan panjang nan amat sucinya
Engkau lakukan di malam hari
Dari masjidil haram hingga  masjidil Aqsha
dari Makkah ke Baitul maqdis – Palestina
Wahai Muhammad, Engkau berisro’

Malam itu pula engkau naik lurus menghadap Tuhan
kau capai langit demi langit
sampailah engkau di tempat suci: Sidratul Muntaha
Wahai Muhammad, engkau bermi’roj

Maka sempurnalah apa yang akan dijalani ummatmu
Maka sempurnalah cara ibadahku menghadap Tuhan kita
Maka luruslah, mengertilah, teranglah dunia karenamu

Sembah sujudku pada Tuhan,
salamku padamu, wahai junjunganku.

Pulungan, (Peringatan Isro’ Mi’roj) 1994



AYO BEBARENGAN NGABEKTI
MARANG KANG MURBENG DUMADI
Lagu               : Iki piye nak iki piye
Lirik/syair       : Ali'S

Sholatulloh salaamulloh        ala thoha rosulillah
Sholatulloh salaamulloh        ala yasin habibillah

Ayo konco podho ngumpulo         guyub rukun ambangun karso
Waktu muda yuk manfaatno         Mumpung urip no ngalam dunyo
Ayo konco sing ati-ati                      bareng-bareng podho ngabekti
Kabeh kuwi  sik durung mesti       mumpung durung kesundul pati
Derek-derek kulo sedoyo               jaler, estri, enem lan tuwo
Puja puji lan syukur kito                 kunjuk dateng Mohokuwoso

Derek-derek kulo sedoyo: jaler, estri, enom lan tuwo
monggo kito tansah memuji kelawan  syukur dumateng  arsane dzat ingkang murbeng dumadi, arupi wujudipun ngelampahi punopo ingkang dipun perintahaken lan ngedohi punopo ingkang dipun larang kanti sak leres-leresipun.

Kecap kecarito, ceritane dewe-dewe...
Manungso ing ngalam ndunyo iki duwe kekarep bedo-bedo
Nduwe cerito kang ora podho
Lan nduwe gawanan kang ora podho
Ning kudu sadar lan ngugemi kitabe dewe-dewe

Pulungan, Agustus 1995




Ojo Dumeh
:adaptasi Wongkun&AliS

Eling-eling wong urip kabeh podho elingo
urip iro onoi ing dunyo gak sepiro’o
umur iro bendino tansah disudo
ojo dumeh sugih dunyo sugih bondo

Lakonono sholat wengi  ngelebur dosa
siro tobato marang Alloh podho nangiso
sampek metu iluhe getihe moto
iku mbesuk kanggo mateni geni neroko
Tobat iro marang Allah ojo mamang
Gusti Allah luwih kuoso luwih wenang
Gusti Allah biso ngentasno kecemplung jurang
Jurang neroko luwih jero,  luwih abang

Yen wus teko marang manungso arane pati
Ra keno mundur ora keno mungkur iku wis mesti
Kabeh manungso ing ngalam dunyo bakal ngalami
Ojo dumeh awak iro jatuh awak iro sakti

Pulungan, Agustus 1995



P U R N A M A
: Ali'S

Malam purnama sinarmu terang

Langit ceria senyum rembulan
Bintang gemintang tampaklah cahya
Mendung menyingkir mega menyapa

Bulan purnama alangkah indahnya
Sinarmu sbagai obat hati luka
Tengadah wajah kumenggapai langit
Kudapati cahya-mu masuk ke hati

Malam purnama aku sendiri

Sunyi senyap iringi doaku
Hilang, lenyaplah pedih peri
Saat jiwa tunduk padamu

Bulan purnama bulat seluruh
Bulat tekadku, abdi pada-mu
Putih cahya putih - bagai hati suci
Kuingin dalam bimbingan tangan-Mu

Manusia di dunia mencari cahaya
Cahyamu panas suci hangat di hati
Berikan nurmu menembus hatiku
Hingga luluh hatiku semua demimu

Pulungan 16 Okto 1995






K a u   D a m a i k u
:Ali’S
Semula aku tak tahu kalau disini ada dirimu
Mulanya biasa saja akhirnya kuterpesona
            Kucoba mendekatimu, kucoba mengenalimu
            Ternyata benar adanya, simpati pun diriku
Disini baru kutemui, dirimu yang bawa damai
Dihati aku mencoba, mencintai sepenuh jiwa
            Kucoba lakukan semua, selagi kemampuan ada
            Semoga Tuhan memberkati, beri ikhlas dihati
Rindu-rindu aku merindu
Dalam hatiku angankanmu
Rindu rasa rindukan rupa
Debar hati getarkan rasa
            Ingin, Ingin hatiku ingin
            Terbang  jiwa terbawa angin
            Kau jauh aku rasa sungguh
            Hati riuh langkah tak jenuh
Bayangmu tersimpan dikalbu
Pujiku pada-Nya yang menciptakanmu
Kiranya izinkan diriku
Menembus waktu untuk mendekatimu

Malang, Mei 1995





Muhammadku

:Ali S.
Engkaulah kandil kemerlap
Di malam gelap
Engkau rembulan malam
Menghiasi bumi dan isinya
Engkau melati putih, harum mewangi
Semerbak tak hilang-hilang
Engkau minyak kasturi
Yang harummu sepanjang zaman
Engkau adalah laku nyata nan arif
Engkau suri tauladan bagi kami

Tutur katamu bak mutiara berloncatan
Nasehatmu bagai siraman air bening dan sejuk
Tindakmu mempesonakan orang yang melihat
Lakumu didasari kebajikan

Wahai nabiku-kekasihku
Wahai kakek Hasan wal Husain
Wahai junjunganku.
Kukirim salam untukmu
Selalu kudendangkan sholawat
Kukumandangkan ke pejuru dunia
Dari timur sampai barat,
Matahari tunduk hormat

Ya…Tuhan, sejahteralah Muhammad
Tinggikan derajatnya di sisi-Mu

Ya…Tuhan, sampaikan salam sholawatku
Pada junjunganku

Pulungan, Agustus 1996




Terimalah Kukembali
: Ali’S & El Zakhrony
Terlampau jauh aku tersesat
Terombang ambing oleh bujuk rayu syetan
Hilang pegangan lepas kendali

Tergelincir dalam jurang nista
Tercebur dalam lumpur dosa
Bersimbah darah maksiat serta kebathilan, serta kedholiman

Robbi, Ya Robbi
terlampau jauh Kau kutinggalkan
Robbi, Ya Robbi
begitu lama aku jadi gelandangan

Kulanggar semua aturanmu, kuabaikan nafiri firman-Mu
Buta mata, tuli telinga
hanya Engkau yang bisa membuka

Kini kusadar apa artinya
Jalani hidup tak semudah yang kukira
Badai gelombang siap menghantam

Yang baik bukan tak pernah salah
namun sadar dan segra memperbaikinya
waktu yang masih tersisa gunakan adanya,  tobatlah segera

Robbi, Ya Robbi salahku ampuni
Robbi, Ya Robbi terimalah kukembali

Pulungan, 1996




AL QUR'AN KITAB SUCIKU

: Ali'S


Al qur'an kitabku suci                 Kubaca setiap hari
Al qur'an kitab yang mulia        Petunjuk insan di dunia

     Kupahami setiap arti        Kumasukkan di dalam hati
     Kucoba menghayatinya           Kucoba mengamalkannya

Al qur'an mu'jizat nabi              Muhammad Rosul Ilahi
Pegangan hidup manusia             Bahagia kelak hidupnya

     Untaian kata indahmu           Menusuk jauh ke kalbu    
     Pelipur hati yang lara      Penyembuh hati yang duka 





Pengertian tanpa pengalaman adalah kosong
Pengalaman tanpa pengertian adalah buta
Pengertian yang bijaksana adalah dewasa

Pulungan, Agustus 1997



Bertobatlah
:Ali’S

Ingat-ingatlah wahai saudaraku dan waspadalah

Hidup  kita ada di dunia kan sementara

Umur kita setiap saat pasti berkurang

Jangan mentang-mentang kaya harta banyaklah benda
Semua hanya sebentar saja tidak dibawa
 
Lakukanlah apa yang sudah diperintahkan-Nya
Jauhilah, jauhi semua yang dilarangnya
 
Marilah belajar bertobat ‘Tambatan Nasuha’
Selagi masih ada waktu tersisa untuk kita
Jangan sia-siakan sesal kemudian tak guna
 
Tobat kita kepada Allah janganlah ragu
Tobat kita kepada Allah janganlah bimbang   
            Allah itu lebih kuasa lebih berwenang
            Allah bias mengentaskan dari curah dan jurang
            Jurang neraka teramat luas teramat dalam


Pulungan 13 Peb 97





Mumpung Durung
adaptasi: wongkun&alis


Eling-eling poro manungso
temenono siro ngibadah
pumpung durung katekanan
malaikat juru pati

Gondelono taline Gusti
Kanthi rapet ono ing ngati
Sakwayah wayah iku ra mesti
Kanggo sangu mengko yen bali

Roso awak kapuntir puntir
soko sirah tumeko sikil
pisahe nyowo soko lahir
naliko teko sopo IZROIL

Yen wis teko marang manungso
opo kang den arani pati
tankeno mundur iku wis mesti
kabeh manungso bakal ngalami

Godo geni lan gunting geni
cawisane wong neroko
olehmu muja olehmu muji
mugo mbesuk tekan suwargo


pulungan, Agustus 1997



Aku Rindu
: Ali’S
Indah bulan purnama tak seindah wajahmu
Wahai kekasih abadi cintaku
Gemerlap bintang-bintang pancarkan cahaya terang
namun tak secerah wajahmu
            Aku yakin akan itu, walaupun aku tak tahu
            kutetap yakin,  aku percaya

Bila engkau berjalan, mendung setia iringi
Wahai mutiara penghias dunia
Nyiur melambai-lambai, dedaunan pun tunduk
Ucap salam hormat padamu
            Begitu pula diriku, tanpa kenal ruang waktu
            Senandung salamku, ya   padamu

Kurindu, ya kurindu, pada teduh wahjahmu
Kudamba, ya kudamba, kapan hari tiba
Kutunggu, ya kutunggu, sampai datang sang waktu
Bilakah mimpikanmu, wahai kau cintaku

Kuyakin Tuhan tahu
semua inginku padamu

pulungan 06 maret 1998





Bukan Itu
: Ali’S
Bukan itu, bukan itu yang kumau
Tapi ini, tapi ini kuingini
Bukan sana, bukan sana yang kupinta
Tapi sini, tapi sini kudekati
Bukan warna yang kudamba, bukan warni yang kucari
Bukan merah, tidak hijau,  tidak biru, bukan putih

Warna-warni hanya sekadar pembungkus diri

Bukan wajah yang rupawan, bukan gemerlap hiasan,
Bukan indahnya permata, bukan megahnya dunia,
Tapi indahnya permata hati selalu dicuci
Bukan uang, bukan uang bikin senang,
Karena uang, karena uang akal hilang
Bukan harta  yang melimpah, kau bahagia
Karena harta, demi dunia, kau tersiksa
Jangan diperbudak harta, jangan dipermainkan dunia
Jagalah selalu harta, gunakan apa perlunya

Baiklah engkau, bilamana mengamalkannya

Harta benda tak dibawa.
Amal baik yang ditanya
Mewah harta, megah dunia, itu hanya sementara
Ibadah kita sebagai bekal di alam sana
Belajarlah, belajarlah bersahaja
Belajarlah, belajarlah menerima
Biasakan, biasakan sederhana
Hidup tenang, serasa nyaman hati kita
Jangan menuruti nafsu, kendalikanlah hatimu
Jangan menuruti nafsu, kelak kau akan tertipu

Karena nafsu tak sabar melihat sesuatu baru

Jika kita tidak bisa kendalikan hati ini
Jika kita tidak bisa kendalikan nafsu ini
Maka nantikan, sesal kemudian tak berarti


Kadang susah, acap gundah, bikin resah
Pikir galau, hati rusau jadi kacau
Bersabarlah, hadapilah kenyataan
Bersyukurlah, terimalah perbedaan
Marilah, mari hai kawan, kita rapatkan barisan
Marilah, mari hai kawan, belajar tingkatkan iman

Kita tak tahu, kapan kita akan berpulang

Kendalikan hati ini, kendalikan jiwa ini
Kepada-Nya segala abdi, kepada-Nya kan kembali
Di hari nanti, kekal  abadi yang berarti

Pulungan, Agustus 1998



Rindu Mimpi
:AliS
Kuharap engkau hadir dalam mimpi
Kuingin engkau ada dalam jiwa
Yang bening, yang lapar, yang haus
Yang resah, gelisah yang gundah
Yang bingung, yang murung, tak tentu arah pasti

Bilakah engkau datang hampiriku
Bawa sepucuk kembang yang mewangi
Bilakah, bilakah datangmu
Mungkinkah, mungkinkah terjadi
Adakah,  adakah secuil harapanku

Ke mana lagi kucari
Di mana pasti kutunggu-tunggu
datanglah,  oh datanglah
sebagai pengobat rinduku
sebagai pengobat resahku
harapku

Kuingin kau temani rasa sepi
Kuingin engkau ada di sisiku
Datanglah, datanglah padaku
Hadirkan, tunjukkan setiamu
Datanglah, hiburlah walau sekejap saja

Rasa rinduku menggebu-gebu
Tak henti-henti sebut namamu
datanglah,  oh datanglah
mengobati gundah hati
hadirlah,  oh hadirlah
membawa pesonamu
inginku

dusunkecil, pebruari sembilansembilan




Jaga Qolbu
:AliS
Karena-Nya kita dihidupkan
Dengan nafas kita hirup segarnya udara
Dengan jantug kita getarkan rasa
Dengan hati kita raba diri
Kareana-Nya kita dihidupkan

Dari hidup kita bermasalah
Dari masalah-masalah kita berpikir
Dengan berpikir kita dewasa
Dengan kedewasaan kita menjadi mengerti
Dengan pengertian kita melangkah

Hingga menuju suatu kebajikan yang bijak


Jika aku tertawa
tawaku adalah manifes kegembiraan,
wajar dan bukan suatu keterlaluan apalagi keterlancangan
sehingga aku masih sempat mengingat-Mu,
selalu dan selalu

Jika aku tersenyum
maka senyumku adalah keceriaan,
kegembiraan nurani karna rahmat dan kurnia-Mu semata

Jika aku sedih
sedihku semoga cetusan hati yang paling dalam,
karena kebelum tentuanku berada di sisi-Mu kelak,
karena ujian-Mu,
karena syukur itu berat,
dan bukan karena duniaku

Semua kukembalikan kepada-Mu, Ya Allah...
Kepada-Mu kuabdikan diri
Kepada-Mu kupohonkan pertolongan
Karena hanya Engkau yang bisa menolong
Pulungan, Januari 2001



 

Kontemplasi
:Ali’S
Aku sendiri tiada teman tiada kawan
Dingin selimuti sekujur tubuh kurusku
Angin bertiup kencang menerpa wajah yang loyo
Pikiran pun melayang tak tahu yang kupikirkan

Semoga malaikat menolong kusendiri
Semoga Tuhanku membimbing jalan hidup
Kuyakin ini semua hanya ujian dari-Nya
Pastilah Tuhanku mendengar semua ini

Aku bicara dalam hening di malam sunyi
Aku yang sepi memang harus berkontemplasi
Kemarin ya kemarin esok masih ada hari
Singkirkan masa lalu baiklah di hari depan

Aku tak mau kalah,   aku tak boleh menyerah
Aku tak mau resah,   aku tak boleh gundah
Ini semua hilafku,  ampunilah salahku
Hanya Kaulah yang bisa, hanya Engkau yang bisa

Kontemplasiku dalam.  
Teramat dalam menembus batas angan
Aku sendiri
tetap sendiri

Aku yang sepi, hanya Engkau yang menemani
karena Kau dekat, sungguh dekat
lebih dekat dari urat leherku
maka berlama-lama kucari Engkau dalam siang, dalam malam, dalam tidur, dalam mimpi, dalam terjagaku dari mimpi itu, dalam rasa dan dalam kebingungan

Aku tunduk dalam kesendirianku itu
aku tetap saja sepi

Kau hidupkan aku,  Kau wujudkan aku ke bumi ini penuh kesempurnaan
Aku berpikir: dulu aku ini siapa, dari mana, di dunia ini disuruh apa, dan yang penting nanti akan ke mana!

Aku terus berkontemplasi tanpa batas
Sampai  hilang kesadaranku menembus kesadaran-MU
Dalam kesendirianku aku tetap saja linglung
Aku tetap saja sepi

Kepada-Mu kugantungkan segala



Ketitang - Malang, Mei 2002






HARU BIRU
: AliS

KAU TUNJUKKAN PESONA
KAU TEBARKAN KASIH TULUS, KEPADA SEMUA
AKU RINDU MERINDU
BESAR RINDU PADAMU
BERGETAR RASA DI HATIKU INGIN MELIHAT
SERAUT WAJAH YANG TEDUH

OH WAHAIKU,  
ADAKAH KAU DENGAR SALAM RINDUKU
KUHANTAR, KURANGKAI DALAM LAGUKU
OH WAHAIKU,  
BILAKAH AKU DAN KAU BERTEMU
RINDU DENDAM DI HATI HARU BIRU

RISAULAH HATIKU, RESAH PIKIR INI AKANKAH BERLALU
AKU DIAM SENDIRI,  TIADA YANG MENGERTI
AKU DIAM MEMBISU SERIBU BISU

KAU TUMBUIHKAN PESONA
KAU TEBARKAN KASIH TULUS, KEPADA SEMUA
RINDU AKU MERINDU,
BESAR RINDU PADAMU
BERGETAR RASA DI HATIKU INGIN MELIHAT
SERAUT WAJAH YANG TEDUH



Pulungan, 2004









Tuhanku
:Ali’S
            Kau ada didalam jiwa
            Kurasa engkaupun rasa
            Kau ada dilubuk hati
            Kupanggil-panggil, kau tak sembunyi

Kau dekat dari yang dekat
Bahkan lebih dekat dari diriku yang dekat
Bahkan engkau masuki: tiap detik jantungku
Desah nafasku, getar hatiku, getar nadiku,aliran darah yang kau atur sedemikian rupa hingga aku sendiri tak bisa bayangkan jika darah itu tak berjalan, engkau masuki tulang belulang, kau kuatkan mereka, kau kokohkan hingga aku bisa: kemanapun aku mau pergi, apapun yang kulakukan !

Kau lebih dekat …
Lebih dekat

Allohu Akbar, Allohu Akbar
Walillahilhamd
Allohu Akbar
Tuntunlah aku untuk selalu mengingat-Mu,
untuk selalu mencinta-Mu, untuk selalu bisa berbincang-bincang dengan-Mu, setiap saat, setiap detik, setiap keluar masuk nafasku.

Allohu Akbar
Engkau maha tahu





Belung , 07 Peb 2004


Pengakuanku Akan KebesaranMu  wdp
:Ali’S
Pengakuanku akan diriMu tumbuh seiring cahayaMu
Pengakuanku akan diriMu tumbuh bersama seminya pohon anggur
Pengakuanku akan diriMu mengalahkan pengakuanku terhadap aku
Pengakuanku akan diriMu melekat kuat, mengakar, membumi, mendalam, menancap dalam di relung

Aku ada karena Engkau adakan
Dari hal yang semula tidak ada menjadi ada (karena kehendakMu mengadakan) dan kemudian Engkau berkehendak untuk meniadakannya
Aku ada karena Engkau adakan

Aku besar karena Engkau besarkan
Dari kehendak hati untuk memakan apa yang telah Kau sediakan -    tumbuh menjadi daging dan tulang yang kian membesar
Dari hati yang belum mengerti: sebenarnya untuk apa aku dibesarkan, sehingga kebesaran itu hanya sekadar nama yang besar,
Sehingga hal yang besar itu malah membuat aku jadi besar kepala  Sehingga aku yang dianggap besar oleh aku sendiri ini malah kadang tidak menganggap besarMu
Malah kuabaikan aturan mainMu
Padahal tidak boleh begitu
Aku besar karena Engkau besarkan

Langit yang begitu luas tanpa batas, bintang gemintang yang begitu banyak dan besar, galaksi yang begitu besar, matahari yang begitu besar, bumi yang kukira luas, alam semesta yang begitu besar,
Sesungguhnya didalam genggamanMu

Bumi yang aku jadikan tumpuan ini masih kalah besar dengan matahari, galaksi, bintang, planet-planet dan mungkin benda ruang angkasa lainnya!
Kalau bumi dianggap kecil,
apalagi negara yang paling besar di planet bumi ini,
apalagi Indonesiaku ini, apalagi Jawa Timurku ini, apalagi Malangku ini, apalagi desaku ini, apalagi aku ini!!
Sungguh aku tak mampu melukiskan kebesaranMu
Otakku tak bisa diajak diskusi untuk menembus kebesaranMu, keagunganMu
Hanya hati yang bisa yakini
Semoga selalu Engkau jaga aku dari kesombonganku

Pulungan, 13 Maret 2004




Doa Kami Untuk Kamu 
:Ali’S

Ambil air suci, usap muka
Doa-doa kami gulirkan di tengah malam
Malam menelan sembahyang kami
Malam menyimpan rahasia-Mu
Kami gantungkan harap hanya kepada-Mu
Kami pasrahkan segala hanya kepada-Mu
Doa kami menyatu padu
Kami pinta jagalah ia
Jagalah sampai batas waktu
Jagalah hingga ujung masa

Wahai anakku,
tidurlah dengan tenang
Doa bapak dan ibumu berhembus lewat angin malam
Setiap malam

Kadang bayangmu hadir dekat di pelupuk mata
Menyapa, tersenyum, menari,
Bapak terjaga, bangunkan ibumu
Menangislah ibumu
Tangis adalah doa
Doa adalah kekuatan
Kami doakan kamu







Pulungan, 26 Pebruari 2004




Sebuah Tanda Tanya  wdp

:Ali’S







Apakah mereka lupa?
Tak perlu dijawab





Apa?

Jangan engkau berambisi menjadi apa
Biarlah Tuhan yang mengaturmu menjadi apa
Kita tak punya hak untuk mengatur menjadi apa
Karena sesungguhnya kita tak punya apa-apa




Pulungan, 25 Pebruari 2004

 




Ojo Gumampang
:Ali’S
Ojo gampang ngomongno wong
Ojo gampang ngilokno wong
Ojo gampang ngremehno wong
Opo maneh nyacati wong
Awak dewe sik durung musti
Ora cacat, rumongso apik
Jogo lati – jogo laku, jogo  ati
Ojo gampang iri nang wong
Ojo gampang dengki nang wong
Ojo gampang benci nang wong
Opo maneh  dendam nang wong
Awak dewe sik durung musti
Sak wayah-wayah podho ra ngerti
Kapan ngadep marang GUSTI,  ( wayah mati)
Ajining rogo soko busono
Ajining diri soko ing lati
Ojo gampang ojo sembrono
Ayo podho sing ati-ati
Jero segoro ono ukure
Jeroning ati ra no’ sing weruh
Laraning rogo gampang tambane
Laraning ati tambane ewuh
            Ojo gampang, ojo sembrono
            Jroning ati ayo ditoto
Syetan kuwi anggawe nggudo (PANCENE SYETAN)
Ojo gampang nylatu nang wong
Ojo gampang nggarai wong
Ojo gampang su’udhon nang wong
Opo maneh ngarani wong
Podho manungso nduweni roso
Titik okeh yo dimulyakno
Salah sitik njaluk ngapuro ati legowo
JO GAMPANG ATI TERSINGGUNGAN
OJO GAMPANG  ATI MANGKELAN 
OJO GAMPANG ORA NYOPO LIAN
OPO MANEH SATRU NANG PADAN

Belung 28 Peb 2004





K  ‘ E T I K A
:AliS
Ketika langit angkat bicara
Kepada pemenuh janji:
Ya  Tuhan, izinkan aku setiap hari menumpahkan hujan ke bumi.
Izinkan aku mengeluarkan gemuruh riuh ditemani mendung hitam pekat yang menyelimutiku
Kepada para manusia di bumi yang sudah mulai tak mengerti etikaMU

Ketika laut bicara:
Ya Tuhan, izinkan aku meluapkan airku ke darat
Agar kudapati manusia yang merusak keadaan
Biar mereka tenggelam dalam pelukku

Ketika bumi berkata:
Izinkan aku mengeluarkan isi perutku

Ketika sungai-sungai merasa haus
Ketika sawah ladang tak memberi harapan
Ketika buah kelapa tak mengeluarkan airnya
Ketika sang sobat lupa akan rekannya
Ketika ibu enggan menaburkan doa-doa
Ketika anak-anak berlari meninggalkan bapaknya
Ketika iman dan moral sudah pada miring
Ketika para murid lupa etika
Ketika para guru lupa santunnya
Ketika semua manusia menyumpahi dirinya

Apa yang ditunggu?

Pandansari, 070605



JAMAN GENDENG

:AliS
Jamane jaman edan, sing edan sak pirang-pirang
Jamane jaman gendeng, sing gendeng sak pirang-pirang
Iki jamane edan, ra ngedan ora keduman
Becike wong kang edan yen jik eling lan waspadan

Jamane teknologi alate wus canggih-canggih
Yen ora ngati-ngati yo  kegiles masa kini
Teknologi modern mripat merem ora gelem
Teknologi mutakhir, iki tondo jaman akhir

Okeh tatanan ora nggenah,  okeh tatanan morat-marit
Okeh aturan sing dilanggar,  ono aturan sing kuwalik
Awan-awan dadi bengi,  bengi-bengi koyo awan
Ono lanang dadi wadon,  ono wadon dadi lanang
Bocah wadon gak weruh isin,  pakeane minim-minim
            Nggudo cah sing lanang-lanang,  untung wae nduweni IMAN…..

Jamane jaman akir menungso do ora mikir
Okeh manungso mungkir,  mung setitik gelem DZIKIR
Urip pisan ing dunyo,  laku urip ra ditoto
Serius mburu dunyo, padahal suk ra digowo

Manungso do kepileng duweni sifat kadunyan
Ono maneh sing ngengleng, nggendengi pangkat jabatan
Podho rebutan kursi, rakyat nangis ora ngerti
Mburu nikmate dunyo, halal haram ora kroso

Mbok ojo ngono,   ojo ngono!!!,   biasah wae sak wajare 
Do ugemono agamane,  do  prihatino kawulane
Cobo deleng pinggir kae!!,  jungkir walik nyambut gawe…..
Golek sego sak pulukan,  direwangi gak karuan
Ayo tumindak kang jujur,  ben disungkan ngisorane
Ojo biasah ngapusi,  opo maneh seneng KORUPSI…….
Belung, 14 April 2006




NYAMBUT GAWE SING LUMRAH
:AliS

Ono wong urip ngguk ngalam dunyo
Sak bendino-dino mikirno dunyo
Ora ono wektu kanggo atine
Ora biso turu resah pikire

Ono ugo wong urip ing dunyo
Sak bendino dzikir marang kang Kuwoso
Ora nyambut gawe kanggo keluargo
Rino wengi susah mikirno duso

 

Urip iki pancen susah, ning ojo digawe susah

Dilakoni kanti bungah, ra ngganggu wayah ngibadah
Yen urip digawe gampang, njur ojo podho gumampang
Nglalekake printahe ora sembayang

Mungkin iki dulur, sak dermo ngomong
Soko bocah wingi ngguk pinggir ngembong
Ning ojo diwasno bocahe sopo
Nanging omongane, opo maknone

Kanjeng nabi dulur, paring tulodo
Ngelakoni urip ing ngalam dunyo
Supoyo do ngerti tujuan uripe
Ora sampek lali marang Gustine

            Nyambut gawe, yo nyambut gawe,  ojo lali ngibadahe
Dunyo numpuk digawe ngopo, yen mati ora di gowo
Awane ngangsu rejeki, bengine wayahe ngabdi
Soko titik ditoto, urip Islami

 

Mulo iku dulur, jo neko-neko

Urip pisan iki ayo dijogo
Ojo dumeh sugih dunyo lan bondo
Dunyo brono iku mung dititipno.
Belung, 12 April 2006



Kenapa Musti Takut
:AliS
Ketakutan itu menusuk-nusuk jantungmu
Ketakutan itu menembus ke dalam kalbu
Ketakutan itu menggerogoti aneka keinginan
Ketakutan itu semakin menghantui dirimu

Pijar lentera yang terpasang dan menancap keras di dasar hati,
Mustinya bisa memerangi kegelapan itu
Sehingga jantungmu tak berdebar-debar menjalani waktu-waktu,
Tetapi lebih kau gunakan selalu menghamba padaNYA
Tapi kenyataannya…

Ketakutan itu kembali merambah melalui pori-pori kulit,  melalui lubang-lubang tubuh,  melalui alam pikiran, melalui angan-angan, melalui tidur, hingga sampailah pada kekhawatiran panjang,  yang terbawa ke mana-mana.

Ketakutan akan dunia,  tahta, dan wanita,
Kekhawatiran akan jabatan, kedudukan dan kesempatan

Padahal esok belum tentu itu adalah harimu
Maka sekarang inilah waktumu
Padahal lusa belum tentu kau akan melihat mentari bersinar indah – seindah apa yang ingin kau dapati
Padahal,  siapa tahu, sejam yang akan datang,
Kau tidak bisa lagi melihat senyum anak istrimu,
Padahal harta yang kau kumpul-kumpulkan  belum tentu berpihak kepadamu,




Maka sekarang inilah harimu
Maka persembahkanlah yang baik kepada langit, kerpada bumi, kepada tumbuhan, kepada binatang, kepada siang, kepada malam, kepada manusia, malaikat, nabimu, dan TUHANMU!!

Tebarkan kasih seperti Tuhan telah menebarnya sebelum kau ada
Rahman, rahim Tuhan ditebar tak pandang siapa, tanpa batas,

Sandarkan segala-gala hanya padaNYA
Karena kita ini milikNYA
Biar ketakutan itu tak lagi datang menghantui…




dusuncilikpulungan, 250406


 

 


KARENAMULAH SEMUA

:AliS

AKU MENCARIMU, DI TENGAH-TENGAH KEGELAPAN
AKU MENUNGGUMU, DALAM LELAP DI MIMPI MALAM
APAKAH KAU ADA DI SANA
APAKAH BISA AKU TEMUKAN

AKU MERINDUMU, DIRELUNG HATI TAK TERTAHAN
MALAM KUHABISKAN, RESAH HATIKU TERHAPUSKAN
ADAKAH DIRI INI KAU DENGAR
PANTASKAH ADANYA KUDAPATKAN

KAU CAHAYA KEHIDUPAN
ENGKAU MUTIARA YANG INDAH
CAHAYAMU TERANGI HIDUP INI
KAU KEKASIH ABADI PESONA INSANI
            KAU PENERANG BAGI GELAP HIDUP INI

INGIN MEMELUKMU, TAPI APA DAYA TANGAN INI

DAMAI DI DEKATMU, KASIHMU TULUS TANPA TEPI
RINDUKU SLALU AKU DENDANGKAN
SALAMKU SLALU KUSENANDUNGKAN

KAU BERIKAN KEHIDUPAN
KEPADA JIWA YANG LUSUH INI
KAU TEBARKAN KASIH SAYANG PASTI
HANYA AKU YANG TAK BISA MENGERTI
HANYA AKU YANG TAK MAU MENGERTI

KARENAMULAH SEMUA, APA YANG MUSTI DIADAKAN

HANYA ENGKAU SATU, PENERANG GELAP HIDUP INI
BIARLAH SUSAH HATI BERHARAP
BIARLAH SUSAH SUNGGUH KUDAPAT



Padansari, 24 April 2006







Semoga Bahagia

:AliS

Di mana kan kau cari bahagia hidup ini
Ke manakah kau pergi menutupi gundah hati

Tidakkah engkau tahu,
Bukankah kau mengerti apa yang ada di hati

Mengapa masih ada keraguan yang menghantui
Sedangkan semua ini bayang semu tak kan kembali

Kita coba raba diri
Kita paksa merenungi, apa yang telah tertulis

Bukankah kita hanya menjalani
Bukankah manusia hanya mengabdi
Acap kali rasa gundah pun datang
Sering kali satu kita lalaikan

Kita tempatnya lupa
Kita hanya meminta…




Belung, 09 Nopember 2007



BIAS KASIHMU
:AliS
Kekasihku, indah malam gemerlap bintang di sana
Oh sayangku, cahya bulan membias di hati kita
Semua ada hanyalah kau cintaku
Sebagai penghias hidup nan sejati
Wajahmu teduh bercahaya

Engkau satu, dari semua yang ada
Aku merindumu
Rindu tebal hatiku kian terbakar
Bersua denganmu

Engkau ada, kau tebarkan kasih tulus pada semua

Kini aku, mengharap erat engkau ikat rinduku

Sekejap kau tinggalkan kusendiri
Memberi arti hidup yang tak pasti
Jiwamu hangat di hatiku

Belung, 15 Juni 2007













SEPUCUK RINDU
: AliS
Aku ditantang dengan kesungguhan
Hidup dan kehidupan

Apa yang membuat aku gelisah
Mungkin aku tak punya kerinduan mendalam
Hanya sepucuk rasa rindu itu
Sebentar menghilang

Apa yang membikin aku terpana,
Mungkin aku tak punya perjumapaan yang mesra
Mungkin aku kelewat batas mengurusi kesedihan,
Keterpurukan, ketidak terimaan, keterpanaan, kegelisahan, kegundahan, kebingungan, atau bahkan kebencian!

Aku tak punya cukup rindu
Untuk berjumpa dengan DIA
TAK PUNYA!

Oh,
Siapa lagi kalau bukan ENGKAU YA  TUHAN…
TUMBUHKAN RINDUKU PADAMU.

Belung, 11 januari 2007





KARENA RAHIMNYA
:AliS
Cinta adalah hiasan
Karena cinta dunia diciptakan
Alam semesta dan seisinya
Jadi hiasan manusia

Wujud cinta adalah kedamaian
Tapi mengapa ada penyimpangan
Hakikat kita hidup di dunia
Menjalani kehendak-NYA

Alam raya tunduk mematuhi perintahNYA
Tapi kita manusia mendewakan akal kita

Tidakkah kita diciptakan karena RAHMAN RAHIMNYA
Putih suci tinggi di sana makhluq termulia
Lahirlah kita ke dunia begini adanya
Kadang lupa akan CINTA yang diciptakan-NYA

Apakah kita selalu mengingat-NYA?
Bukankah kita kembali pada-NYA
Alam semesta dan seisinya sibuk berdzikir kepada-NYA
Semua tunduk mematuhi perintah-NYA
Semua tunduk mengabdi pada-NYA

Pandansari, 12 Juni 2007




SEBENARNYA AKU SENDIRI
:Ali S
Aku sudah dibikin,
sebelum aku dibikin
aku sudah diadakan sebelum aku ada
aku sudah direncnakan sebelum tulang dibalut daging
sebelum semua kukenal dan kugauli
oleh Tuhan yang MAHA MERENCANA

ada orang tidak minta dilahirkan
tapi kalau TUHAN berkehendak menciptakan…
orang-orang menderitalah yang tidak minta dilahirkan

dipasang-pasangkanlah manusia satu dengan yang lainnya
dihembuskan ruh suci oleh TUHAN
dipelihara, dijaga, digerakkan, dihidupi, diurus
sedemikian rumitnya unsure manusia itu
oleh TUHAN
dikeluarkan ke dunia oleh-NYA

kareana TUHAN aku ada

adaku menjadikan sebahagian orang bahagia
adaku menembus dunia
adaku kehendak-NYA

adaku menambah urusan demi urusan
adaku tidak sendiri
tapi adaku mustinya sendiri

Adaku tidak adaku
AdaNYA, tidak ada siapa-siapa dan apa-apa

Sebenarnya : aku ini sendiri
Maka : kembalilah aku dengan kesendirianku
Belung,  11 Januari 2007



AKU MENCARIMU
:AliS
Kepadamu kubermohon sepenuhnya
Kuberharap hatiku terjaga
Doa-doa bergulir di malam buta
Doa-doa baluri jiwa yang luka

Langkahku tertatih-tatih
Aku mencari ridlomu
Bimbinglah arah langkah
Menuju padamu

Ya robbi aku mencarimu
Ya robbi bimbinglah hatiku
Ya robbi peluh lusuh aku
Ya robbi beningkan hatiku
Seperti dulu kala aku dikehendakmu
Sebelum aku mengenal dunia ini

Kepadamu kusandarkan sepenuhnya
Hidup ini engkau yang menata
Kuyakin akan kebesaranmu tuhan
Kuyakin kau mengurusi semua

Pandansari, 14 Juni 2007





BERI AKU WAKTU
:AliS
Andai kau izinkan aku
Untuk menghampiri
Sebongkah batu itu
Alangkah bahagianya aku
Lahir maupun batin

Andai kau beri aku
Setitik harapan nanti
Untuk menemuimu
Tidak sampai ujung umurku
Betapa nikmatnya melukiskan rasa itu
Bahagia, rindu, terharu, syahdu, dan sepi

Kapan kiranya aku
Bisa menembus batas waktu
Hanya engkau yang tentukan itu
Maka ambillah aku di tanahmu
Berilah waktu kepadaku
Belung,  11 Januari 2007





Kita Sepikan
: AliS
Hilang, hilang, hilang
Kita harus menghilang
Hilang, hilang, hilang, tidak diketemukan

Hilang, hilang, hilang
Kita harus menghilang
Tapi hilang kita, tidak kita niatkan

Sabar, sabar, sabar
Kita harus bersabar
Sadar, sadar, sadar, kita pasti tiada

Mulai saat ini hai kawan,
Mari kita renungkan hidup ini
Mulai detik ioni hai teman,
Mari kita sepikan hati ini

Dari keinginan yang menggemukkan nafsu kita
Dari keramaian membelenggu nurani kita

Engkau tak dilarang meramaikan keinginang
Tapi setidaknya kita berlatih menyepi
Mulai dari sekarang.

Pandansari, 14 Januari 2008




Terban Cintaku
:AliS
KEKASIH, Kau hidupkan aku
Dengan penuh kasih dan sayang-MU
Terhampar lebar nikmat itu
Terbentang samudra ampun-MU
Ya Robbi, Kau kasih abadi
Ya Robbi, cintaku yang sepi
Bimbinglah arah langkah kaki
Jagalah kedamaian hati
Doa-doa mengalir di malam sunyi
Doa-doa baluri jiwa yang sepi
Langkahku tertatih, aku mencari CINTAKU
Berharap ridlo-MU
Jiwaku peluh lusuh mendamba hati nan sunyi
Padamu KEKASIH
Doa-doa bergulir di malam buta
Doa-doa sirami hati yang hampa
Doa-doa basahi keringnya jiwa
Doa-doa bagai hujan malam menembus rimba dada yang selama ini kering, tandus dan gersang
Doa-doa bagai butiran mutiara, gemerlap indah berkilau
Berharap kilauan cahyanya berimbas menerangi kalbu

Hanya ENGKAU yang kabulkan doa-doa
Hanya ENGKAU yang menumbuhkan rasa syukurku,
Maka tumbuhkanlah rasa itu, wahai CINTAKU
Hanya ENGKAU yang bisa membimbing langkah ini,
Maka bimbinglah aku dalam kuasa-MU
Hanya ENGKAU yang membenigkan hati yang suram buram, maka beningkan
Beningkan atas rahmat dan kasih-MU

Wahai ENGKAU kekasihku
Wahai ENGKAU kekasih abadi
Terban cintaku
Terban cintaku menembus cinta-MU

paris (i) paras (a)/07mei08/UAN



 

DENDANG KUDA LUMPING

:gojek Js (titip)

ini dendang kuda lumping
tuan-tuan jangan tutup kuping
rakyat menjerit kehilangan piring
laci negara dikuras maling
penindasan terus menggelinding 

ini dendang kuda lumping
pecah gelas menjadi beling
harga diri dibanting-banting
orang kecil nasibnya nungging

ini dendang kuda lumping
istri satu melulu bunting
anakku nangis rebutan cething
para pembesar berebut kapling

ini dendang kuda lumping
macan kempis namanya kucing
para buruh tyerpontang-panting
nasi sepincuk diserobot anjing

ini dendang kuda lumping
banyak pejabat perutnya mblendhing
bukan terserang penyakit cacing
karena korupsi terlalu sering

ini dendang kuda lumping
manipulasi tanpa aling-aling
ingat sumpahnya empu gandring
tujuh turunan jadi trenggiling

ini dendang kuda lumping
air sungai baunya pesing
tebu rakyat tak pernah giling
hidup kesrakat dijerat mendring

ini dendang kuda lumping
wakil rakyat tak ambil pusing
iman dan moral sudah pada miring
masih bernyawa sudah pesan kijing

ini dendang kuda lumping
memasuki zaman yang sinting
bila semar sudah muring muring
negeri ini bisa jonjang-ganjing

ini dendang kuda lumping
tuan-tuan jangan tutup kuping
rakyat menjerit kehilangan piring
laci negara dikuras maling
penindasan terus menggelinding

solo, juni ’82



Tanah Lahir
: Ali’S
Di sini aku dilahirkan
di dusun kecil nan damai
Di rumah ini aku dibesarkan
di lingkungan orang-orang desa

Dusun kecilku mewarnai kedamaian
di kaki gunung menjulang
Dingin angin setiap pagi menyapa
panorama alam permai dipandang

Pulungan, dusun kecilku
Pulungan, tempat lahirku

Dusun cilik, Pebruari 1995






Buat Apa?
:Ali’S
Buat apa sekolah tinggi-tinggi
Kalau hanya ingin dipuji
Buat apa sekolah yang dukur-dukur
Kalau nanti hanya menganggur
Buat apa kursus yang muluk-muluk
Jika asa tak bisa dipeluk

Untuk apa mimpi jadi penggede negara,
kalau tak bisa tidur, karena yang  dipimpin demo  terus
Sedangkan seorang pemimpin itu harus adil, mau mengalah, mau menerima, bersedia berkorban dan tidak mengorbankan bawahan
Sedangkan seorang pemimpin itu harus rela dilempari kata-kata pedas, bunga kritikan,
disamping ia juga seorang kredible, kapabel, dan akseptabel.

Kita tahu keadilan di dunia ini nyaris tak murni lagi
Kita tahu hukum manusia sudah jadi permainan judi yang nyata
Kita tahu keadilan di negara kita sendiri, seperti bermain kartu – tutup sana, tutup sini,  buka sana, buka sini, banting sana, banting sini!
Lebih baik kita duduk santai sambil ngopi, sambil baca koran, sambil bernyanyi dengan suara fals dan nada sumbang, bernyanyi menyuarakan tembang perdamaian.
sambil merancang: busines apa sekarang ya?
Karena peluang untuk bisnis sudah ditutup oleh mereka yang beruang!

Buat apa bercita-cita jadi direktur
Kalau hanya kepingin hidup makmur
Buat apa berangan-angan jadi menteri,
Kalau hanya mencari rizki
            Untuk apa ingin menjadi pemimpin sebuah bank
            Sedangkan hati selalu bimbang
Buat apa berlomba-lomba jadi anggota DPR
Kalau di dalam selalu saja geger
Untuk apa berlomba-lomba jadi anggota dewan
Kalau akhirnya toh ditertawakan

Untuk apa ngotot ingin jadi presiden, atau wakilnya,
Jika tak kuat pikul tanggung jawab negara
Atau jika tak tahan terhadap hujatan orang-orang yang memang gemar menghujat
Atat jika belum bisa mempresideni bagi diri kita sendiri



Lebih baik kita duduk tafakkur
Menghadap kiblat sendiri terpekur
Mencoba meraba diri dan bersyukur
                                    Karena sebentar lagi dipanggil kubur


Tobat, tobat, tobat, ya Allah tobat
Bagaimana ini ya Allah,
Hanya Engkau yang bisa mengatasi!
Atas kedunguan mereka!
Atas ketidakpahaman mereka terhadap apa yang telah Engkau tuangkan dalam quran-Mu, dalam hadts nabi.
Atas kelancangan mereka yang berani mengambil hak yang sebenarnya bukan menjadi hak untuk mereka miliki!
Tobat, tobat, tobat, ya Allah tobat

   


           Pulungan, Januari 1995





Salam Sejahtera

:Ali’S
Salam silaturrahmi kami sampaikan
Teriring doa, sejahteralah semua

Wahai Saudara-saudaraku seperjuangan
Ikatkan tali bathin persaudaraan
Wahai Saudara-saudaraku seia sekata
Jabat erat tangan,  jabat erat

Kita dilahirkan ke dunia yang sama
Sama-sama merasakan nikmat udara
Sama-sama merasakan nikmat bicara
Sama-sama merasakan nikmat semesta
Alam raya diciptakan penikmat manusia
Kita jaga, pelihara demi kesejahteraan hidup bersama

Negeri kita yang beragam warna
Bergayutan mesra sluruh pulaunya
Ciptakan rasa aman dan cinta damai
Menuju gemah ripah loh jinawe

Indonesiaku jayalah engkau
Tanah yang subur makmur sentausa
Beragam suku beragam budaya
Semua rukun dan hidup sejahtera

Indonesiaku tegaklah engkau
Tegar berdiri anggun wibawa
Garudaku, kepakkan sayapmu



Tumpang, 1996


Untung Kau Sadar
: Ali’S
Aku menyadari dengan sepenuh hati
Bahwasanya suatu saat aku mati
makanya kucoba kembalikan hari ini
Aku tak   ingin dianggap menguasai

Untunglah jika kau sadar
mencoba berjiwa besar
Banyak sudah rakyat yang pintar
yang setiap saat bisa berbuat kasar

Tapi jangan kau pungkiri
banyak yang termakan hati
jangan coba kau sembunyi
dari kenyataan ini

Sudahlah, sudah,
aku akan kembalikan semua
Sudahlah, sudah,
Jangan diungkit lagi masa itu

Pulungan, Pebruari 1998



Berjuang Membela yang benar-benar Benar
:Ali’S

Berkumpullah Saudaraku, bersatu bersama

Kita himpun kekuatan untuk berjuang
Kibarkan bendera kita dan singsingkan lengan
Usah ragu, usah malu kuatkan genggaman
Di sini kita bersua
Di bawah panji Islam jaya
Di bawah naungan Pancasila
Kita melangkah, coba berjuang bersama PKB
PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Membela yang benar, tegakkan keadilan
PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Memberantas nafsu serakah syetan-syetan

Barisanmu rapatkanlah jangan cerai berai
Persatuan, kebersamaan adalah kekuatan
Negeri kita seharusnya aman cinta damai
Tanpa ada perpecahan dari perbedaan

Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an
Itulah wujud kekayaan
Erat tali persaudaraan
Indonesiaku jaya selalu bersama PKB

PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Dari ulama’ tuk bangsa
PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Amar ma’ruf nahi munkar
PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Aku datang mendukungmu
PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Kibarkanlah benderamu

Bersatu kita kan teguh, bercerai kita kan jatuh
Bersatulah Saudaraku, himpun kekuatan baru
Aku bersamamu, aku mendukungmu dan doaku untukmu
Kita bela kebenaran, kita tumpas ketidak adilan……

Pulungan, 1998





Untuk AREMA
:Ali’S

 

Berkumpullah Saudaraku, bersatu bersama

Kita himpun kekuatan untuk berjuang
Kibarkan bendera kita dan singsingkan lengan
Usah ragu, usah malu kuatkan genggaman
Di sini kita bersua
Di bawah panji LAMBANG SINGA
Di bawah naungan AREMANIA
Kita melangkah, coba berjuang bersama …..
AREMA – AREMA  kami datang mendukungmu
AREMA – AREMA  kami bakar semangatmu
AREMA – AREMA  jawaranya arek MALANG
AREMA – AREMA  wajah bringas SINGO EDAN!!!

Barisanmu rapatkanlah jangan cerai berai
Persatuan, kebersamaan adalah kekuatan
Dari barat, dari timur, utara selatan
Doa kami untuk kamu selalu menggema

Semangat juang EMPAT LIMA
Bertempur kau di medan laga
Kakimu menari di sana
Engkau melangkah,   engkau berjuang,   kubela…

Bersatu kita kan teguh, bercerai kita kan jatuh
Bersatulah Saudaraku, himpun kekuatan baru
Aku bersamamu, aku mendukungmu dan doaku untukmu
Kita bela kebenaran, sprortif dalam permainan.


Pulungan, 1998




Kado Selamat

:Ali’S
Aku tak bisa beri kado, tapi aku akan bingkiskan untukmu
Kata-kata itu terngiang menggodaku
Sebuah kata perpisahan:
ringan di bibir tapi berat di hati

Bukan kehendak kita untuk berpisah
Tak terbersit sedikitpun di hatiku,
Bahwa engkau akan pergi

Kemarin engkau bercanda bersamaku
Kemarin kita bernyanyi tentang balada kisah sunyi
Kini  engkau akan pergi
Kini  sunyi itu mulai merayap menyusup di kepalaku
Dan aku tidak berdiri sendiri
Aku berdiri di antara sekian orang yang mencintamu

Kami tak hendak melepasmu
Karna bukan kehendak kita untuk berpisah   

Kepadamu kakakku,
Ingin kuberikan kado selamat
Engkau begitu dekat dan melekat di hati kami
Sudah saatnya temaram tiba
Dan siang telah pergi memasuki malam
Sunyi di hatiku, sunyi di hati kami
Tanpa candamu, tanpa senyummu,
Tanpa nasehat yang mampir ke telinga kami

Adik kecil di sudut kelas menitipkan tangisnya
Kepada kakak yang hendak beranjak bangun dari tugasnya
Tugas pengabdian di desa tempat kami bermain

Adik-adik di pinggir taman nyanyikan lagu
Menetes air matanya, sedih dan pilu
Mereka tahu kakak akan pergi
Tinggalkan bekas-bekas di hati


Adik kecil di bangku kecil,
Matanya menatap sayu,
Memandang nanar ke wajahmu,
Ia seakan berkata dari lubuk hatinya yang lugu
Kakak, jangan kau pergi
Belaian tanganmu dan doa-doamu baluri tubuhku
Lalu ia tak tahan lagi dan sebutir air matanya menetes basahi pipi
Air mata ketulusan,
Air mata murni,
Yang keluar dari dasar hati adik kecil yang suci

Bukan kehendak kita untuk berpisah
Kepadamu wahai kakakku
Doa kami bergulir mengiringimu
Kita telah mengukir kenangan
Yang kutancapkan di dasar hati

Kakak-kakakku,
Tetesan air mata kami bukan karena pergimu
Tapi siapa yang akan menyayangi kami seperti kemarin,
Kami tak tahu lagi.

Adanya kata pisah karena ada perjumpaan
Aku tak bisa beri apa-apa
Hanya kado selamat buatmu

Kami berharap simpan nama dan wajah kami di hatimu
Selamat jalan wahai kakakku.  

Pulungan, 26 Mei 1998



Kepadamu, Guruku

(sebuah kenangan akhir padamu Pak-Bu....)
: Ali’S.
Kepadamu aku haturkan
Salam hormat pada Bapak-Ibu guru
Yang telah mendidikku, yang telah mengajariku
Hingga kutahu
Kepadamu aku sampaikan
Salam kasih pada Bapak-Ibu guru
Kau rela membimbingku, kau rela mengarahkanku
Demi jalan hidupku

Pagi siang dan malammu, kau curahkan jiwa raga
Penat rasa tak hiraukan, tulus kau mengabdi

Perjuangan hari-hari
yang telah  engkau lalui
demi membuat aku mengerti

Perjuangan tanpa lelah
Yang telah engkau lakukan
Demi berharap kebaikanku

Kini aku meninggalkanmu
Wahai Bapak dan ibu guru
Maafkanlah diriku, relakanlah kupergi
Doamu yang kunanti

Pagi siang dan malamku, kuteringat nasehatmu
Tiga tahun telah berlalu, tak terasa itu

Tak akan aku lupakan
Jasa yang telah kau Berikan
Akan kusimpan di dalam hati

Walau kini ku kan pergi
Tinggalkan semua kasihmu
ukir namamu di hatiku

Pulungdowo – Tumpang, 11 Juni 1998


MTs. AL ITTIHAD
: Ali’S

Sekolahku tercinta kupuja senantiasa

Tempat aku belajar, tempat aku berkarya
Sekolahku tersayang, teduh damai bersahaja
Kutambatkan, kuberjuang, ilmu kutimba

Membela bangsa, tegakkan agama
Cerdaskan bangsa, akhlaq mulia
Bangunlah! bangun bangsaku
Majulah! maju Indonesiaku

Madrasah Tsanawiyah AL ITTIHAD
Jadikan anak bangsa beriman dan bertaqwa
Madrasah Tsanawiyah AL ITTIHAD
Ciptakan generasi penerus perjuangan

Perjuangan ulama penegak Islam jaya
Quran, hadits, ijma’, qiyas jadi pedomannya
Perjuangan pahlawan membela kebenaran
Tegakkan undang-undang, jalankan Pancasila

Di sini kuabdikan segenap jiwa dan raga
Darma bhakti sembahkan junjung tinggi namamu
Aku kan jaga slalu nama baik almamatermu
Di mana pun dan kapan pun kujaga slalu
Dalam kelas gaduh, MTs. AL ITTIHAD Belung-Malang,
15 Juli 2002 
Petuah Akhir Dari Bapak
:Ali’S
Tolong perhatikan anak-anak.
Tolong.
Hanya telinga waras yang sanggup memperhatikan ini.
Hanya hati  yang tulus yang sanggup mengindahkan ini.

Sebenarnya bapak kasihan kepadamu
Tapi kadang-kadang engkau tak tahu kalau dikasihani.
Kalau bapak, kalau ibu menjewer telingamu, mencubit pinggangmu, atau bahkan menamparmu, itu semua demi baikmu.
Kalau bapak, kalau ibu marah-marah, bukan tanpa alasan, bukan semau-maunya, bukan kehendak nafsu, bukan ... ah!    semua demi baikmu.
Percayalah! kau tidak terjerumus.

Tolong perhatikan anak-anak.
Perhatikan.
Hanya pikiran sehat  yang sanggup mencerna kata-kata bapak.

Dari lahir kita semua baik.
Bapak tak tahu lingkungan mana, perubahan ekosistem macam apa, pengaruh siapa, minuman apa - yang membuat manusia bisa berubah!
Itu kenyataan, anakku.
Dari lahir kita semua baik.

Tolong perhatikan anak-anak.
Indahkan.
Hanya hati  yang sadar: yang sanggup menggapai, meraba, memegang, menelan, merasakan petuah ini.

Jika engkau pergi,
pergimu tak jauh dari kata-kata bapak
Jika engkau benci,
bencimu tak lebih sekadar dramatisasi emosi
Kalau engkau tertidur,
bukankah mimpi itu mengingatkanmu?
akan kenakalanmu, keusilanmu, kehiruk-pikukanmu, keonaranmu,
akan kemarahanmu, kedendamanmu, kebencian yang memuncak di ubun-ubun kepala,
akan perbuatanmu, tingkah lakumu, tabiat sehari-harimu,
akan kesadaranmu setelah mendengar nasehat-nasehat,
akan kegelisahan hati, setelah kau sadar (jika memang engkau sadari itu)
akan semua hal yang pernah kau jalani bersama bapak.
Tolong perhatikan anak-anak.
Engkau adalah masterpiece ciptaanTuhan,
yang dijadikan Tuhan untuk siap menggantikan pendahulumu.
Bangunlah pikiran, teguhkan hati, tancapkan iman, sandarkan pada-Nya, karena hanya Dia yang mengatur kita.

Ketika engkau masih bayi,
ibu kandungmu berharap: ‘minimal anakku berguna bagi nusa dan bangsa’

Jangan kau coreti muka ibumu,
yang mengandungmu, menimangmu, menggulirkan doa-doa demi dirimu,
Jangan kau nodai wajah bapakmu,
yang tanpa kenal siang, malam, panas, hujan, menafkahimu, membayar segala kebutuhanmu, bahkan rela membayar dengan tangis, hanya demi dirimu.
Junjunglah mereka, muliakan mereka.

Sekarang ini jaman-jaman susah, anakku.
engkau harus hati-hati.
Bapak dan ibu hanya bisa mendoa untuk kelangsunganmu
mudah-mudahan hidupmu tidak menderita.

Belung, 06 Mei 2003



Perjalananku dikejar Waktu-Waktu
:Ali’S

Kota yang kudatangi,
Pulau yang kudampari,
Menghias hari-hari, jadikan memori

Di sudut kota ini akuy mengadu nasib
Warna-warni kubawa,
Kutarikaan tanganku
Kuas sebagai temanku, warna cat pendampingku
Aku melukis, terus melukis

Melukis bunga-bunga hidup
Melukis rupa-rupa redup
Melukis nasib yang tersudut
Melukis wajah yang berkerut

Melukis alam raya indah
Melukis suka-suka wajah
Melukis, tanganku tengadah
Dalam diam,  diriku pasrah

Aku,  tak tahu aku
Aku,  tak tentu aku
Aku, ke mana aku
Aku tak tahu jalanku
Aku bingung

Aku diam sendiri dalam kesepian hati
Yakin, kuterus yakin
Tuhan menuntun jalanku
Kurasa pasti

Hari yang kulewati,
Minggu,  bulan kulalui
Tak terasa berlalu,  sungguh ku tak tahu

Bagaimana kabarmu:
bunga taman rumahku,
Engkau burung pagiku,
Kutinggalkan dirimu
Terngiang kicauanmu
Terbayang indah warnamu
Aku merindu,  besar rinduku

Rindukan kampung halamanku
Indah segar alam desaku
Rindukan belaian ibuku
Rindukan tawa bocah lugu
Tak tahu aku

Rindu, rindu, rindu,
Rindu desaku
Rindu kampungku
Rindu bungaku
Rindu kicau burung pagiku
Rindu jalan makadamku
Rindu tebingku
Rindu rumputku



Pulungan, juni 2003

 






Jalan2 ke Ranupane

:AliS
Berjalan, aku berjalan menyusuri hutan
Berdendang,  aku berdendang sepanjang jalan
Mentari di balik awan dingin kurasa
Dedaunan menari riang angin menyapa

Mencari,  apa yang kucari
Kepuasan hati.
Meraba,  apa yang kuraba
Ingin tahu pasti
Penasaran rasa hati ini,   berdebar-debar
Menakjubkan indah pesonanya,  karya besar TUHAN

Ranupane, Ranu Regulo
Indahnya Ranu Kumbolo

Padang pasirnya, padang rumputnya
Rindangnya pepohonannya

Desiran angin yang menyapaku
Terbuai rasa hatiku
Getarkan jiwa jatuihkan rasa
Angan menggantang di pucuk mendung
Angan menggantang di pucuk gunung

Ranupane, Juli 2003


K i T A 

(Kelompok Independen Tanpa Apa-Apa)

:Ali’S

Kami berdiri di atas kaki-kaki

Hati berbisik, suarakan suara hati

Kami tak tahu apa Anda setujui

Yang penting kami berdiri dan bernyanyi

 

Kami bicara mengetuk hati semua

Kalau tak suka bilang saja tak suka

Suka tak suka sudah jadi hak Anda

Yang penting kita saling jaga dan bicara

 

Kami berikan apa yang kami bisa

Kami di pinggir tak punya apa-apa

Kami bicara tentu bukan apa-apa

Tidak mengapa,   tidak mengapa

Yang penting kita bisa bicara

Yang penting kita saling menjaga

 

KITA - (Kelompok Independen Tanpa Apa-Apa)

KITA – memang sesungguhnya tak punya apa-apa

KITA – mencoba berbuat apa yang kami bisa

KITA – yang kami berikan bukanlah apa-apa

 

Tak apa-apa

Biasakan saja!

 

Kami berada di atas suka duka

Kami menyapa dengan bahasa cinta

Bukalah mata, buka telinga jua

Gunakan hati, gunakan perasaan

 

Kita manusia coba saling meraba

Walau berbeda, jangan lihat bedanya

Beda/tak beda, inilah fenomena

Kalaulah sama tentu tak seru jadinya!

 

Pulungan, 13 Maret 2004










Kaciaaan Dech Lo!!!
:AliS
Kau,
Indahmu menghiasi ruang pikirku
Kau,
Pesonakan angan
Kau,
Seindah bola pimpong, dipukul kesana, kemari, diputar-putar sampai-sampai sulit ditangkap

Kau,
Yang kini ada dalam kekhawatiran
Kekhawatiran hati gulana mencari tempat untuk bertenang
Yang kini ada dalam kegundahan
Kegundahan jiwa terbang melayang-layang
Hingga tak kau kenali, siapa dirimu!

Kau,
Hanya kau yang sanggup mengatasi kegelisahan itu
Ya… hanya engkau

Kau,
Yang kini terbaring di antara reruntuhan puing-puing cintamu sendiri
Yang kini terhempas lepas dari kendali jiwa nan murni
Yang kini menangis diliputi kabut legam seolah takk pudar-pudar
Yang kini sedih karena tempo hari-hari kemarin
Yang kini mencari  keajaiban dari TUHANmu



Kau,
Kini engkau bersimpuh,
Kau jatuhkan citramu di waktu lalu
Kau akui apa yang semestinya engkau akui

Aku bersyukur untuk itu

Tetapi kau!,
Setelah mendapatkan sebuah keajaiban dari Tuhanmu,
Apa yang kau katakan…
ini perjuanganku…”

Masya Allah…
Kau, kau, kau…

Di saat terhimpit kau cari-cari Tuhanmu,
Di saat hatimu suram, kau panggil-panggil namaNYA
Di saat kau jatuh, air matamu seolah menetes pertanda sebuah kesadaran!

Kemarin kau abaikan DIA
Esok apa lagi yang kau lakukan?


Pulungan, Pebruari 2004



Kadang – Kadang

:Ali’S

Kadang-kadang kita tak tahu apa yang kita pikirkan

Apalagi yang dipikirkan orang lain!
Kadang-kadang kita lupa sesuatu milik kita ada di mana
Apalagi orang lain!
Kadang-kadang kita enggan terhadap saudara kita sendiri
Apalagi orang lain!
Kadang-kadang kita tak ngerti maksud omongan kita sendiri
Apalagi orang lain!


Kiranya makanan apa yang membuat kita tidak sampai begitu?
Pengajaran model bagaimana yang sanggup sebentar-sebentar mengingatkan


Kadang-kadang kita ingin bermimpi baik
Tapi kadang kita lupa mimpi apa semalam
Bukankah hidup ini juga mimpi???


Belung, 25 Pebruari 2004





G e r i m i s
:AliS
Gerimis menyapa bumi di kedalaman malam
Angin menerpa dedaunan
dan pohon bambu  itu keluarkan suara gesek-gesekan tak beriorama  
aku keluar memandangi langit hitam sendirian
tak ditemani bintang gemintang
hanya rembulan yang bermalas-malas memantulkan sinarnya
gerimis tak kunjung reda

aku masih sendirian
hatiku tak ingin sendiri
aku ingin gerimis itu menetesi – bahkan menyirami hatiku yang kering,
menyirami kepalaku yang sombong,
menyirami tanganku yang kotor

gerimis menyapa bumi di pucuk siang
angin menghembuskan kabar setiap saat tanpa henti
sebenarnya gerimis ini tak kan pernah berhenti
kenapa kita masih tidur pulas tak ingin bangun mencari arti?
Pandansari, 070605



Jangan Terus-Terusan Berdusta
:AliS
Lelah kumenunggu kepastian janji-janji
Entah, di hari ini aku dapati kata-kata yang pasti

Ada secercah cahaya menyinari lubuk hati
Sampai pedih perih yang kualami sirna kian menepi
Tetapi jangan berhenti di sini
Perjuangan masih panjang
Tetapi jangan diam dan biarkan menghantui perasaan
Teruslah berbuatlah demi masa yang tersisa
Teruslah berbuatlah ada masa yang tersisa

Kawan, 
Mungkin saat ini kita rajut kepedihan
Bila masanya tiba, engkau bicara mengguncangkan dunia
Mungkin saat ini kita paksa tuk menahan
Pasti akan datang jua  selaksa doa penghantar bahaghia

Gunakan bahasa kasih dan sayang
Gunakanlah perasaan
Pakai hati,  jangan pakai belati
Bicara atas dasar nurani

Teruslah berbuatlah demi masa yang tersisa
Teruslah berbuatlah ada masa yang tersisa


dusunkecil, Maret 2006



Habis Manis Sepah Kau Buang
:AliS
Terombang ambing langkah mereka
Nasibnya nungging tiada pastinya
Hidupnya sudah susah,
Jangan dibikin susah
Hidupnya makin miris, hati teriris-iris
Derita demi derita yang dialami

Kapankah ini akan berhenti
Hati berharap berlalu cepat

Adakah engkau dengar kepedihan di sana
Tidakkah engkau lihat luka hati mereka
Menahan pedih perih,  hidup tak pasti

Dulu saja kau dekati mereka,
Kau butuh menghisap manis madunya
Kini dirimu memalingkan muka
Habis manis, sepah kau buang

Manisnya janji-janji yang kau ucap
Hingga mereka di pinggir terus berharap
Kau beri mereka manisnya madu
Kura-kura di dalam perahu!!
Kau berpura-pura tak indahkan itu.


dusunkecil, 280406



Kebal Kritikan
:AliS
Jika kita tak lagi bicara
Bukan soal tak bisa
Jika kita tak lagi bercanda
Bukan soal sakit gigi
Tapi memang iklimnya begini
Tapi memang musimnya begini

Jika kata tak lagi kuasa
Maka aku diam
Jika protes dan kritik biasa
Maka nantikanlah pedang
Apa iklimnya sudah begini
Apa musimnya memang begini

Kritik dan saran di atas panggung
Kecaman pedas di dalam Koran
Tapi tak membuat dirimu bingung
Malah dirimu seolah berkacak pinggang

Kritik dan saran lewat laguku
Nasehat manis di dalam buku
Tapi tetap saja telingamu dungu
Atau memang hatimu sudah beku

Aku ini orang kecil di sudut dusun yang kecil
Tidak bisa apa-apa
Tidak berani berbuat neko-neko
Paling-paling nggrundel dalam hati

Negeriku,  negeriku, 
Kasihan sekali engkau
Para pengatur-pengaturmu kebal kritikan
Apa mereka tak melihat di pojok sana kelaparan,
Di sudut sana bayi-bayi menangis minta tetek ibunya – sementara air susunya tidak keluar karena kurangngya suplemen gizi,
Di pinggir sana orang-orang berebut sesuatu yang sampai saat ini masih saja terjadi percekcokan, perkelahian dan sebagainya.

Lalu di mana wujud dari sebuah kata keadilan, , kesejahteraan, , ketenteraman, gemah ripah loh jinawe, kedamaian dan kebersamaan?

Oalah GUSTI, hanya ENGKAU yang tahu permasalahan ini
Aku hanya bisa diskusi dan bernyanyi
Diskusi yang tak ada ujung pangkalnya dan tak membawa penyelesaian apa-apa,
Bernyanyi yang hanya koar-koar pinggir jalan,
Tak ada yang mendengar

Oalah …
Hanya ENGKAU yang tahu semua ini.


dusunkecil, sepuluh-sepuluh 2006


Lihatlah Deritanya
:AliS
Mendung kelabu di atas sana seakan kabarkan duka
Tertutup sudah cahaya yang menerangi,    risaulah hati
Terlihat jelas di mata derita mereka
Menampar hati nurani  setiap manusia

Aku hanya bisa memandang
Aku cuma bisa bernyanyi,  sambil gulirkan doa,
Semoga derita reda

Lihatlah kawan derita menampar mereka
Dengar jeritan dan tangis bayi di sana
Tuhan,  tolonglah ringankan beban mereka
Hanya Engkau yang kuasa atas segala bencana

Mungkinkah ini sudah pertanda bahwa dunia semakin tua
Ataukah memang ulah kita yang salah, selalu serakah
Kapankah bencana ini akan berhenti
Apakah setiap peristiwa diambil hikmahnya

Wahai kau yang duduk di sana
Apa kiranya yang ada di benakmu  sampai kapankah begini
Belum tuntas tiba yang lainnya



Dusunkecil, 10 Pebruari 2007


be Be em ‘08
:AliS
Tepatnya dua satu mei enol delapan
Sehari setelah kebangkitan nasional
Aku tulis lagu dengan penuh keraguan
Lagu lama kisah kaum yang terpinggirkan

Tahun dua ribu delapan menjadi saksi
Di tahun inilah rakyat kembali menjerit
Mahasiswa berkoar-koara turun ke jalan
Satu permintaan dari sebuah kebijakan
Kebijakan di sana
Kebijakan pemerintah

BBM naik naik naik lagi
BBM membuat rakyatmu sedih
BBM menaikkan barang lain
BBM menjadi lakon yang pasti

Indonesia, kepulauan jaya raya
(coba buktinya mana!)
Indonesia, tanah subur rakyat makmur
(semestinya begitu!)
Indonesia, kekayaannya melimpah
(tapi banyak yang miskin!)
Sampai kapan kehidupanku begini
(ya aku tidak tahu!)


Pandansari, 21 Mei 08

Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu
:AliS
Aku berpikir, lama-lama kupikir
Aku rasakan semakin susah saja
Aku cuekin,  perlahan kucuekin
Aku abaikan hatiku jadi tenang

Untuk apa kugelisah memikirkan omongan
Omongan yang belum pasti, apalagi negatif
Negatif padaku…

Mulai saat ini aku belajar diam
Mulai detik ini tak urusi omongan
Biarlah orang seribu membenciku
Aku harus belajar mengabaikan itu

Kalau gunjingan itu kumasukkan dalam hati
Sama halnya aku sepakat dengan yang negatif
Merugi hatiku…

Anjing menggonggong kafilah berlalu
Anjing menggonggonglah terus
Anjing menggonggong yang lebih keras
Sampai putuslah urat lehermu!
Resah, gelisah, gundahlah hatimu
Resah,  gonggonganmu resah !!

Memang amat berat aku belajar ini
Bisa tak bisa kuusahakan bisa !
Kadang tergelincir hatiku jadi marah
Kupikir dalam apa gunanya marah

Aku coba setiap saat selalu mengingatNYA
Agar hati bangun dan senantiasa terjaga
Kulepas semuanya…

Pandansari, 28 Pebr 2008









P A I N I
(Pancasila Adalah Ideologi Negara Indonesia!)
:AliS
Apa kabar wahai kawanku
Lama jua tidak bertemu
Rindu-rindu hatiku rindu
Bangkitkan kenangan lalu

Lama engkau di negeri orang
Tinggalkan negeri sendiri
Apa sudah engkau bosan
Kini engkau harus kembali

APAINI…
Azasku Pancasila Adalah Ideologi Negara Indonesia!
APAINI…
Sebuah Negara yang merdeka, bebas, damai sentosa?
APAINI…
Segenap aturan dan tatanan yang kadang dilanggar jua oleh pembikinnya?
APAINI…
Sebuah kata bijak dan tindakan bijak yang melahirkan kebijakan yang kadang membingungkan rakyatnya?
APAINI…

P A I N I  (Pancasila Adalah Ideologi Negara Indonesia!)

Engkau pasti sudah tahu berita tentang negeri kita
Jangan kau sesali itu
Takdir kita di Indonesia, memang begini adanya

Bukan salah bunda mengandung
Nasi sudah menjadi bubur
Sesal kemudian tak ada guna
Kita jalan apa adanya

Dulu moyang kita sengsara
Di bawah Jepang dan Belanda
Kini kita sudah merdeka
Tapi sejahtera belum merata

Engkau pasti sudah tahu
Berita tentang negeri kita
Jangan kau benci itu
Takdir hidup telah tertulis

Diam-diam hatiku diam
Diam-diam tak bisa diam
Mulut terkatub, hati bicara:
Tentang kamu di negeri seberang
Tentang kita di masa sekolah lalu
Tentang organisasi yang kita dirikan, kita openi, lalu kita tinggal begitu saja
Tentang kehidupan di sekeliling kita yang carut marut,
Yang amat amat berat dirasa oleh kelompok pinggir jalan
Yang amat berat karena himpitan
Kenapa yang di pinggir selalu terhinpit, padahal yang biasanya terhimpit adalah yang di tengah
   Ini fakta kawan!

Negeri kita tetap Indonesia
Bagaimana pun tetap Indonesia!
Sekali Indonesia, tetap Indonesia
Bagaimana pun adanya
Siapapun petingginya…

Oalah GUSTI…
Beri petunjukMU kepada para petinggi negeri ini
Agar tahu rakyatnya di pojok sana, di pinggir sana yang masih butuh segala apa yang membuat mereka bisa tersenyum.
Hanya ENGKAU GUSTI yang mengerti…
Dusuncilik, 20 Mei 2008

M e n d u n g
:AliS

Pukul empat sore hari
Dalam kelas ramai sekali
Awan berarak di atas sana
Mau turun hujan

Kulihat dari nako kelas
Awan berarak beriringan sambung menyambung
Kelabu gayut-gayutan
Bercanda riang, menari nari
Disambar petir
Gemuruh, menggelegar  suaranya memasuki kelas

Mau turun hujan
Dari pagi matahari ditutup awan
Mendung semakin pekat sore itu

Tiba-tiba bapak guru menyiapkan kami,
Berdoa dan pulang
Hujan sudah turun deras sekali
Berlari aku keluar,
Tiba-tiba…
terdengar olehku:   ‘tunggu aku…’
ah…

smatumpang, 20 juni 1992









H u j a n
:AliS

Hujan deras
Deras mengguyur jiwa-jiwa
Deras sirami hati kering
Apalah daya
Hanya menerima

Gemuruh guntur seperti murka
Seakan mengingatkanku:
Di mana cintaku
Ke mana cintaku

Aku termangu terjepit rindu
Atau memang aku terlalu dungu

Hati bicara tetapi mulut terkatup
Aku tak mampu
Air pun menetes di pipi

smatumpang, 20 Juni 1992


Senggol-Senggol Kata
:Ali’S

                        Dari mulut kemulut
                        Ada bicara keluar sendawa
                        Antara mereka yang duduk-duduk disana
                        Kata-kata senggol menyenggol

Singgung singgungan

                        Kepada bapak yang duduk di bangku
                        Yang berlapis beludru
                        Bisa memutar berputar-putar
                        Senggol senggolan kata-kata
                        Anak-anakmu bercerita
                        Di sudut sana
                        Di bangku sebelah
                        Mulut terkatub tidak mmengeluarkan sendawa
                        Mulut terbuka berbau harum
                        Seharum wangi bunga seroja
                        Kepada Bapak
                        Mereka - anak-anak keluarkan sendawa
                        Harum
                        Menusuk hati dan perasaan
                        Sampai marah

Tumpang, Januari 1992


Yang Terakhir Kalinya Kuucapkan
:AliS

Selamat jalan
Kukenang
Berpisahlah sudah

Selamat jalan
Ingatlah
Wahai Bapakku
smatumpang, 12 September 1992

Ngamen Saja Sampai ke Nganjuk!
:Ali’S

Bersama Sokle
Lagi bingung
Bersama Dawan
Senyam-senyum
Bersama gitar

Bersama awan berarak beriringan
Bersama panas
Bersama terik
Bersama riuh
Bersama gupuh
Bersama pikiran nan telanjang
Bersama untaian waktu tiada hentinya
Bersama tekad muda dengan darah yang muda
Bersama resiko yang dihadapi ketika kereta tak dijaga

Bersama-sama
Tapi sempat tak bersama-sama

Turun di Tulungagung,
Panas berlari hingga sampailah di kota tahu, sempat menginap di masjidnya
Berlari menuju Nganjuk
Bersama-sama tertawa dan ditertawakan

Ngamen saja harus ke Nganjuk?

Pulungan, Juli 1992


Gadisku Selamat Belajar
:Ali’S

Ketika kududuk di depan halaman sekolahmu
Dentang loncengpun kudengar di telinga
Pertanda jam istirhat telah tiba
Mucul sudah semua siswa

Dirimu keluar bersama seorang sahabatmu
Bola matamu menatap tidak sengaja
Dirimupun melangkahkan kaki ragu
Dengan senyum malu-malu

Lima menit di halaman Dipo kumenunggu
Kusapa lirih sebut namamu
Kau hanya mengangguk seakan ragu
Kuhampiri kau tersipu

Hanya sedikit hasrat mengapa ku ingin ketemu
Desakan ridu tak bisa kubendung lagi
Makanya aku nekad menunggu di halaman itu
Agar lepas rasa rindu ini

Gadisku, selamat belajar buatmu
Tempuhlah ilmu sekuat tenagamu
Gadisku, selamat belajar untukmu
Pikullah ilmu sekuat bahumu

Jangan hentikan kau jamah buku-buku
Cita-citamu ada pada niatmu
Gadisku selamat belajar buatmu
Tempuhlah ilmu sekuat pikirmu

Gadisku semoga tercapai semua
Hasrat hatimu juga cintaku
Tmp-Mlg, Juli 93


Malam  Itu

:Ali   S.

            Malam itu
aku termenung lesu
mataku sayu
            kubuka jendela menatap langit
            jauh memandang tanpa batas
            bintang gemintang menari-nari
            wajah rembulan putih berseri
tak seputih wajahmu
            Aku menangis di malam itu
            Aku mencoba meraih rupa
            Walau tangan ini tak bisa menjangkau
            Kucoba mengingat kenangan
Esok hari
Kutatap batu nisan itu
Di tengah derasnya hujan
Kutaburkan bunga-bunga doa
            Pulungan, 08 Nopember 1993

Jalan-Jalan Sampai Besok -wdp

:Ali’S

Mari kawan, kita berangkat
sekarang
Mari kawan, kita berangkat
kaki-kaki bergoyang

Mumpung matahari masih baru bangun dari tidurnya,
Kita tebaskan gelora
Genggaman tangan semangat membara
Membuka arah kepala
Angin-angin pada menyapa
dan menghantarkan kita

            Hari ini jalan-jalan enak sekali
            Membuka kulopak
            Menghibur hati
            Jalanan setapak
            Kita turuni

            Kita mengembara dengan kaki-kaki telanjang
            Ah… nekat nian
            Sampai jauh kaki terayun
Melenggang
            Kembali esok
            Jalan-jalan pulang besok
18 Pebruari 1993

BERDIALOG ANTAR TRUK -wdp

:Ali’S

orang muda
kembang muda
kuncup mengelupas bulu-bulu
angin-angin nakal membawa bunga
biru langit hatiku biru
merah lampu mataku merah
mendung langit awan-awan hitam mengumpul
tapi senyum di atas truk itu menyimpul

aspal panas kutindas dengan sepatu-sepatu
meloncat-loncat kecil kanguru
dari truk warna kuning
merah kuhinggapi, dengan panasnya kaki
dari lampu-lampu keluar warna
kutuju demi jalanku
dengan rapuh kaki
walau panas tangkai bunga ini

ini hari aku pergi
orang muda slalu mencari
kembang-kembang yang warna-warni
tinggalkan pondok di kampung sendiri

            Orang muda. Kembang muda
            Terbang terbawa jalan aris truk
            Ke mana akhirnya?
truk ini dan truk itu?
Ke mana jalannya?
lurus atau berbelok belok?

Di sini orang muda sedang mencari
Pemuas kuncup hati
Kembang-kembang terbang melaju
Sampai ke negeri seberang
Kan pulang
Kembali ke kediaman bunda
Dan sanak saudara menanti
18 Pebruari 1993


Tinggalkan Kampung di Malam Minggu  wdp
:Ali’S

Hari itu sabtu malam minggu
Menginjak pukul lima belas
O ……ternyata
Tiga lampu tiang menyala
Wajahku pun merah
Ada truk berhenti warna merah
Kami tanya kernet dipinggir pintunya
Boleh kami naik?
Akhirnya……
Tujuan itu ada

Ditengah jalan cuaca tidak mengijinkan
Kami dapat teman satu baya
Khoirul, ia dipanggil

Deras nian air turun
Di atas truk kami berkerudung
Ah,   tak terduga
Ah,   sungguh gila
Tak disangka semua jadinya

Sabtu itu menunjuk sore
Sore itu melangkah ke malam
Daun-daun bergoyang ditiup angin
Seakan melambaikan selamat
Debu-debu bertebaran     (Asyik!)
Benar-benar mengasyikkan,   kawan

Warna-warni lampu

Menggugah ingatan pada sang pencipta

Kami yang berempat
Turun dipertigaan kata darah
Wah!  mengerikan !
Tawa renyah walau galau tak tentu arah
Kami melangkah
Aku melangkah melihat-lihat
Di sudut itu ada yang indah rupanya
Mampir kami di sana
Gila!  Benar-benar gila
Malam minggu di pucuk wajah layu
Malam hingar suara kembang yang mekar
Yang warna rupa aneka ragamnya
Apakah diantara kita ada uang?
o…. tidak ada
tidaklah jadinya

Senyum kota hilangkan dahaga


Udara panas keringat lepas
Malam minggu itu
Kuncinya hanya satu

Benar-benar untung malam kelana
Kaki dan  wajah memerah
Di kota darah.   Kota kembang insan serakah
Kami dapat tumpangan di sana
Pada saudara sepupu kawan kita
Untuk melepas mimpi
Untuk membuai angan

            Ramah-ramah isi rumah
            Berbicara bibir semalaman
            Gurau ria penuh persahabatan
            Benarkah bersahabat kota ini?

            Pagi-pagi kami bangun
            Suara kota nadanya mengalun
            Kini hari sudah minggu
            Pagi menjemput – kami pamit
            Menyapa jalan yang begitu panjang
            Berapa kilo kira-kira?
            Kurang lebih lima belas kilo

                        Matahari membakar kulit kami
                        Di sertai waktu yang menghimpit
                        Hati kami tetap menggigit
                        Untuk pulang ke pangkuan bunda
                        Kembali ke desa harapan yang penuh kedamaian

Tumpang, 14 Pebruari 1993


Kereta Tua Bawa Kabar   wdp
:Ali’S

Kereta api sudah lewat dua jam tadi
Tinggalkan debu merah bertaburan
Mampir ke hidung

Kereta api tua yang tinggal sisa umur berjalan
Dengan kemudi bapak tua yang juga sama

Dua jam kemudian stasiun itu sepi
Hanya petugas-petugas yang siap untuk pulang
Aku juga

Rupanya tadi malam ada pembunuhan yang teramat anarki
terhadap orang kecil,
orang lemah sepertiku
aku temukan berita ini pada gulungan kertas yang kugenggam
ku ikat erat di hati
agar aku bisa sampaikan
tentang kekejaman ini

tiba-tiba lonceng berbunyi tiga atau empat kali
tak lama terdengar olehku bunyi gemuruh
seperti gunung laiknya mau berak
itu bunyi kereta yang sebentar lagi mampir ke sini

aku tetap termangu
berita tadi ganggu pikiranku

kereta pun berhenti
persis di depan tempat aku duduk
terlihat wajah para penumpang amat kusam
hatiku bertanya: ada apa ini?

Kereta ini juga sama tua dengan yang pertama tadi
Dengan masinis berkepala senja
Sama dengan yang tadi

Wajah duka sempat kubaca
Kuhampiri, kudekati pak tua di kepala kereta
Tak bicara
Dilemparlah lembaran kabar lagi
Kubaca, kubaca, terus kubaca
Berita kecelakaan

“Ada apa Pak?”  Kutanya.
Pak tua menjawab:
“Itu wajah anakku”. katanya

kuberitakan pula: di koran pagi tadi ada pembunuhan
seorang anak asongan dibunuh karena tidak mau memberi sebatang rokok kepada seseorang

Tapi pak tua kereta diam saja
Tersimpan duka teramat dalam
Anaknya mati tertubruk keretanya sendiri

Penumpang berteriak-teriak:
“Kok lama sih!”

Pak tua tak sanggup meneruskan laju kereta
Pulungan, Pebruari 1993


Dengarkan Kawan
(kepada kawan yang nyaris frustasi)
:Ali’S

Kawanku, dengarkanlah
Salamku malam ini
Kuhantar lewat celah
Jendela kamar sepi

Sobatku, indahkanlah
Kataku lusa itu
Jangan kau marah-marah
Semua demi baikmu

Kita pikir sebelum langkahkan kaki
Kita cerna sebelum berbicara
Harap hati tak bisa dibendung lagi
Bisa-bisa akhirnya kau celaka

Kawanku, mengertilah
Sobatmu nasehati
Sayangku, bersabarlah
Agar kau tak merugi

Kau tahu betapa berat bagimu
Kuyakin engkau tahu
Kau mengerti akibat yang terjadi
Kuyakin kau mengerti
Pulungan, 1993

SURAT KEPADA WARENG -wdp

:Ali’S

Telah lama Saudaraku Wareng kabur kabar

Telah lama aku pergi tanpa pamit (kepada Wareng)

Jauh sudah langkah kaki kita. Jauh jua wajah ceria

“Wareng sayang … Di mana Kau? Ingin kucumbui photomu”

Namun aku tertidur sibuk membayang

 

(Aku memainkan tangkai itu. Kupetik satu demi satu

gebyar bunyinya membelah ruang, mengingatkanku padamu )


Wareng sayang,
Kabar berita : kau panjangkan rambutmu hingga sebahu
Aku ingin tahu seberapa mancung hidungmu,
Aku ingin tahu seberapa panjang rambutmu,
Aku ingin tawamu yang menampakkan suasana bugar,
memecah kesunyian

(Aku terus mainkan tangkai itu. Kupetik nada A-minor,
bunyinya berlagukan seperti dulu, membelah ruang, membuat bising, membuat pusing, membuat sakit kuping,
Aku seperti badut yang kocak dan kalah )

Seberangkatku, kata ibu  kau pernah ke rumahku.
Dua hari menginap. Kau tentu cariku. Kasihan kau.
Ke sawah juga kau ikut. Kakimu kotor  Sobat,
Terkena rumput- rumput nakal,
Tapi kau biarkan saja,

Kau memang menjunjung tinggi nilai persahabatan
Maafkan aku bila kala itu tidak di rumah
Sekiranya kau mau memaafkan sibukku
Aku bangga bersahabatkan dirimu, yang selalu ceria,
walau tak pegang uang.
Yang selalu berbangga walau pernah gagal

(Aku mainkan senar- senar di tangkai. Jariku menari .
Kupetik nada rindu, gebyar bunyinya syahdu
Ingatanku padamu selalu .
Aku masih bagai daun-daun yang gugur)

Wareng sobatku,
Kapan kita dapat beradu nafas malam-malam seperti kemarin?
Kapan kita akan berguyur air sungai yang sudah dibendung?
Kapan kita ngeluyur lagi?
Wareng …
14 pebruari 1994


Karmilla
:Ali’S

Ketika kuberjalan sendirian di terik mentari
Kujumpa gadis desa yang sedang dirundung duka
Kuhampiri, kudekati, kucoba untuk mengerti
Kiranya aku tahu siapa dara ini

Kutanya kepadanya siapa yang dipikirkan
Wajahnya ayu rupawan menggoda setiap insan
Sungguh kasihan menanti rindu dalam
Oh gadis desa yang lugu rupa

Karmilla, cinta karmilla, menanti seorang dicinta
Karmilla, kasih karmilla, yang pergi entah ke mana

Karmilah kau gadis desa, bercinta untuk yang pertama
Karmilla sungguh merana

Itulah cerita cinta antar anak muda
Yang masih belum mengerti makna dari cinta
Akhirnya dara manis merana, hatinya terpana
Plng-Mlg,  Juni 94


Kucing-kucingan
:Ali’S

Engkau mungkin masih ragu dengan cintaku
Aku sudah tak lagi.
Engkau mungkin masih pikir-pikir akanku,
aku sudah tak lagi.
Engkau mungkin masih belum yakin denganku
aku yakin sekali padamu
Engkau mungkin masih mempertimbangkanku
aku sudah tak lagi
Engkau mungkin putar otak seribu kali untuk bisa menerimaku
Aku siap menerimamu.
Kau mungkin tak menginginkanku,
aku lebih ingin akanmu
Engkau mungkin akan mengelak,
aku akan bertanya.

Tapi engkau jua yang bingung mencariku: ke sana, ke mari, ke lembah, ke gurun, ke gunung, ke laut, ke lorong, ke hulu, ke hilir, ke utara, ke selatan, ke ufuk barat sekalipun,
Aku diam.  Aku diam.   Aku diam.

Engkau mungkin mimpikanku,
aku tertawa di matamu.

Engkau mengejarku,
aku lari.
Aku mengejarmu,
Kau sembunyi.

Sampai kapan kucing-kucingan ini berakhir?
kamar sumpek - Pulungan, 1995


Bagaimana Ini
:AliS

aku merasa ada detakan di jantung keras sekali
aku menduga inilah namanya cinta
aku tak tahu bagaimanakah caranya menghentikannya
makin kubendung, kian kutekan   ,alah menjadi-jadi

aku ingin cerita
kuingin berbagi rasa ini
bergetar hatiku, berdebar jantungku 
panas dingin tubuh saat itu

dalam sepi aku rindu dan coba bayangkan wajahmu
dalam malam sulit pejamkan mata
jika berjumpa, aku hanya bisa diam dan hanya memandang
apakah engkau rasa juga sepeerti yang kurasa

dan kusandarkan, kupasrahkan
akhirnya aku tak tahu
bagaimana ini….
dusunkecil, 25 Mei 1996


Pertemuan dan Perpishanku
:Ali’S

Malam itu aku ingin keluar rumah
Berjalan-jalan ke desa sebelah
Samar-samar aku dengar ada suara
Ternyata disana ceramah agama
            Sebuah tontonan dan itu juga tuntunan
            Aku mencoba khidmad mendengarkan
            Denga seriusnya telingaku mengikuti
            Ceramah agama yang gratis malam ini

Dan ketika lagi asyiknya mendengarkan
Kulihat ada gadis mangganggu mataku
Tanpa kusadari kakiku mendekati dia
Dari lirak-lirik mata yang akhirnya berani menggoda

Semula si gadis e… malu-malu padaku
Aku juga malu-malu padanya
Lama-lama si gadis mau juga diajak bicara
Ngalor-ngidul nggak karuan themanya
Tontonan telah usai semua pengunjung pun buyar
Termasuk diriku juga harus pulang
Aku tengok jam yang mengikat pergelanganku
Jarumnya menunjuk angka sebelas pas
            Sesampai dirumah pikiranku jadi kacau
            Bayangan seseorang yang membuatku risau
            Aku tak bisa tidur pulas hatiku galau
            Akhirnya kupaksa mimpikupun jadi balau

Entah mimpi apa diriku semalam
Aku tak sempat mengingatnya lagi
Entah hari apa dan tanggal berapa
Tiba-tiba dua gadis menghampiriku

Sepertinya aku pernah kenal gadis ini
Ternyata benar ia gadis esok hari
Aku langsung kaget ketika ia sodorkan
Sepucuk surat spesial untukku

Sesampai dirumah suratpun aku baca
Diam-diam hatiku tertawa
Ternyata ia beri harapan padaku
Aku bilang ini lowongan
            Singkat cerita aku berhubungan dengannya
            Dan sepakat jalan sama-sama
            Hubunganku dengan dia wajar biasa saja
            Tak ada yang hebat dan tak adayang dianggap istimewa

Entah mimpi apa diriku semalam
Aku tak sempat mengingatnya lagi
Entah hari apa dan tanggal berapa
Ada kabar buruk yang menimpa aku

Ternyata hubungan cintaku dengan dia
Tak direstui orang tuanya
Baiklah aku bilang kepada gadisku
Ia hanya meneteskan air mata

Putusanku dan dia ragu dan samar
Tak ada kejelasan nyata
Dia menangis kala aku kecup keningnya
Itulah perjumpaan dan kiranya perpisahan
Pulungan, September  1996


KELOMPOKE IWAK DEWE
Lagu : aREMa SiNGO eDane & HaNOmaN
Lirik: Ali'S

Iki ngono kumpulane arek enom   (Pak)
kang duwe kepedulian marang lian
Panggonane ono ing dusun Pulungan   (Bu)
dusun cilik penduduk aneka ragam

Ayo cokonco kabeh lanang lan wadon   (Rek)
kumpul bareng ing sak jrone paguyuban
Awak dewe sak dermo kelompok cilik   (Rek)
cobo ngabekti berjuang lewat seni

Oleh seneng ugo entuk ora seneng    (Cak)
Remen rungokke ra remen ojo ngganggu
Monggo kito sedoyo sareng sholawat   (tan)
Dumateng nabi agung nabi Muhammad

Sholawate mboten ngenal ruang waktu
wonten pundi kemawon panggenanipun


arek’e wus wani, Rek!!!
:AliS

Warna-warni apik rupane mawar
Isuk-isuk dirubung gambreng
Nek biyen kapale terus berlayar
Saiki wus berlabuh anteng

Indah dipandang lentera kota
Di bawah mercuri main tambolin
Apalah jua yang kami pinta
Kalau bukan restu doa para hadirin

Tiga, satu, enam dan tujuh
Kalau dijumlah jadi tujuh belas
Kini hamba Allah telah bersatu
Semoga kelak benar-benar ….17
(opo… maksude iki!!!)

Ayo dikarak!
Ayo dikarak!
Ayo dikarak!

Nang pasar tuku salak pondoh
Salak kecut enak wae wong luwe
Ngono wae mbiyen koyoke emoh
Barang saiki karepe ngglitu wae

Ayo dikarak!
Ayo dikarak!
Ayo dikarak!

Tumpang, oktober songosongo


Aku Suka Kamu Apakah Kamu Tidak Tahu?
:Ali’S

Dalam hitam digelap malam
Kuterbayang seraut wajah
Teramat dekat di pelupuk mata
Kau menari berikan senyum

Aku tak tahu saat itu, apakah ini sekadar mimpi
Bayang-bayangmu selalu menggoda
Ku tak sanggup melepaskannya

Diam-diam dalam hatiku menyimpan rasa suka padamu
Kudekati,    kau kuhampiri,
Engkau diam seribu bisu

Aku tak tahu,  tak tahu aku
Gemuruh riuh dalam hatiku
Aku tak tahu akan kamu, apa begitu kau kepadaku.

Dalam diam hatiku gemuruh
Dalam malam dirimu diam
Dalam diam pikirku gelisah
Malam-malam engkau biasa
Aku tak tahu ke mana ku harus mencari jawab itu
Aku merasa kau sepi saja, aku menduga dirimu sendiri
Terbayangkan dalam benakku bisa bersua dengan kamu
Terbayangkan dalam anganku bisa bicara lewat lagu

Maafkan atas kelancanganku,
Yang berani menyukaimu
Biarkan mimpi indah itu menghiasi ruang hatiku
Berikanlah sedikit luangmu, 
berikan senyum di mimpi itu
Hanya itu yang diriku mau
Walau tak bisa memilikimu
Dalam diam hatiku gemuruh
Dalam diam kutetap diam
Diam-diam berani menyapa
Aku diam, engkau pun diam
Pulungan, Januari 2004


Sebuah Pertanyaan Gila
:AliS

Pak, apa sih maksudnya kerancuan tidak logis kalimat?
Adalah kalimat yang mengandung pengertian yang berbeda.
Maksudnya?
Sebuah kalimat bisa bermakna dua, atau bahkan bisa membingungkan
Hari ini saja saya bingung, Pak.
Bagaimana tidak bingung, pertanyaanmu saja sudah membuat pak guru bingung.
Jadi apa?
Apanya?
Yang tadi, Pak
Apanya?
Gini Pak:
Perhatikan kalimat berikut:
Orang mati diloncati kucing hidup
o… itu maksudmu?
Ya iya lah, Pak….
Yah… betul
Betul apa Pak?
Betul-betul punya maksud pertanyaanmu,
Jadi, kerancuan itu ditimbulkan oleh maksud yang kurang jelas. Ya… seperti itu
Seperti itu bagaimana, Pak
Seperti pertanyaan gilamu itu.
Bukankah Bapak yang membuat saya GILA???
Dalam kelas ramai, pebruari 2004


S e p i

Jam dua belas lewat lima
Di kelas
Riuh,
Gundah,
Tidak seperti supermarket
Ddahaga
Penat
Lunglai

Bukan hanya kamu yang ingin pulang
Aku juga ingin pulang…
Dalamkelasriuh, 23 Pebruari 2004


Juduli Sendiri

Jam dua belas kurang lima
Gaduh!
Ramai!
Seperti pasar!
Lapar
Capek
Lemas

Bukan hanya kamu yang ingin pulang,
Aku juga ingin pulang…

Dalamkelasriuh, 22 Pebruari 2004