Isro’mu – Mi’rojmu
:Ali’S
Kala langit bertaburan bintang-bintang
Engkau pancarkan cahya-Mu di sana
Kala rembulan mengintip bumi
Engkau mengutus malaikat-Mu berjaga-jaga
menjaga Muhammad kasih-Mu
menjaga Muhammad cinta-Mu
Malam dua puluh tujuh rojab tahun kesebelas
Engkau menjalani tugas suci
Hening malam mengantarmu
para malaikat menjagamu.
Bumi diam malu-malu
Matahari telah lelap
rembulan menampakkan senyumnya
Bintang gemintang sujud menjadi saksi
menampakkan cahaya menghiasi langit
Ombak laut tak berdebur
Sungai-sungai diam membisu
Binatang-binatang tak bersuara
Alam raya tunduk tawadhuk
menyaksikan sebuah perjalanan suci
di emban Muhammad di malam hari
Perjalanan panjang nan amat sucinya
Engkau lakukan di malam hari
Dari masjidil haram hingga masjidil Aqsha
dari Makkah ke Baitul maqdis – Palestina
Wahai Muhammad, Engkau berisro’
Malam itu pula engkau naik lurus menghadap Tuhan
kau capai langit demi langit
sampailah engkau di tempat suci: Sidratul Muntaha
Wahai Muhammad, engkau bermi’roj
Maka sempurnalah apa yang akan dijalani ummatmu
Maka sempurnalah cara ibadahku menghadap Tuhan kita
Maka luruslah, mengertilah, teranglah dunia karenamu
Sembah sujudku pada Tuhan,
salamku padamu, wahai junjunganku.
Pulungan, (Peringatan Isro’ Mi’roj) 1994
AYO BEBARENGAN NGABEKTI
MARANG KANG MURBENG DUMADI
Lagu : Iki piye nak iki piye
Lirik/syair : Ali'S
Sholatulloh salaamulloh ‘ala thoha rosulillah
Sholatulloh salaamulloh ‘ala yasin habibillah
Ayo konco podho ngumpulo guyub rukun ambangun karso
Waktu muda yuk manfaatno Mumpung urip no ngalam dunyo
Ayo konco sing ati-ati bareng-bareng podho ngabekti
Kabeh kuwi sik durung mesti mumpung durung kesundul pati
Derek-derek kulo sedoyo jaler, estri, enem lan tuwo
Puja puji lan syukur kito kunjuk dateng Mohokuwoso
Derek-derek kulo sedoyo: jaler, estri, enom lan tuwo
monggo kito tansah memuji kelawan syukur dumateng arsane dzat ingkang murbeng dumadi, arupi wujudipun ngelampahi punopo ingkang dipun perintahaken lan ngedohi punopo ingkang dipun larang kanti sak leres-leresipun.
Kecap kecarito, ceritane dewe-dewe...
Manungso ing ngalam ndunyo iki duwe kekarep bedo-bedo
Nduwe cerito kang ora podho
Lan nduwe gawanan kang ora podho
Ning kudu sadar lan ngugemi kitabe dewe-dewe
Pulungan, Agustus 1995
Ojo Dumeh
:adaptasi Wongkun&AliS
Eling-eling wong urip kabeh podho elingo
urip iro onoi ing dunyo gak sepiro’o
umur iro bendino tansah disudo
ojo dumeh sugih dunyo sugih bondo
Lakonono sholat wengi ngelebur dosa
siro tobato marang Alloh podho nangiso
sampek metu iluhe getihe moto
iku mbesuk kanggo mateni geni neroko
Tobat iro marang Allah ojo mamang
Gusti Allah luwih kuoso luwih wenang
Gusti Allah biso ngentasno kecemplung jurang
Jurang neroko luwih jero, luwih abang
Yen wus teko marang manungso arane pati
Ra keno mundur ora keno mungkur iku wis mesti
Kabeh manungso ing ngalam dunyo bakal ngalami
Ojo dumeh awak iro jatuh awak iro sakti
Pulungan, Agustus 1995
P U R N A M A
: Ali'S
Malam purnama sinarmu terang
Langit ceria senyum rembulan
Bintang gemintang tampaklah cahya
Mendung menyingkir mega menyapa
Bulan purnama alangkah indahnya
Sinarmu sbagai obat hati luka
Tengadah wajah kumenggapai langit
Kudapati cahya-mu masuk ke hati
Malam purnama aku sendiri
Sunyi senyap iringi doaku
Hilang, lenyaplah pedih peri
Saat jiwa tunduk padamu
Bulan purnama bulat seluruh
Bulat tekadku, abdi pada-mu
Putih cahya putih - bagai hati suci
Kuingin dalam bimbingan tangan-Mu
Manusia di dunia mencari cahaya
Cahyamu panas suci hangat di hati
Berikan nurmu menembus hatiku
Hingga luluh hatiku semua demimu
Pulungan 16 Okto 1995
K a u D a m a i k u
:Ali’S
Semula aku tak tahu kalau disini ada dirimu
Mulanya biasa saja akhirnya kuterpesona
Kucoba mendekatimu, kucoba mengenalimu
Ternyata benar adanya, simpati pun diriku
Disini baru kutemui, dirimu yang bawa damai
Dihati aku mencoba, mencintai sepenuh jiwa
Kucoba lakukan semua, selagi kemampuan ada
Semoga Tuhan memberkati, beri ikhlas dihati
Rindu-rindu aku merindu
Dalam hatiku angankanmu
Rindu rasa rindukan rupa
Debar hati getarkan rasa
Ingin, Ingin hatiku ingin
Terbang jiwa terbawa angin
Kau jauh aku rasa sungguh
Hati riuh langkah tak jenuh
Bayangmu tersimpan dikalbu
Pujiku pada-Nya yang menciptakanmu
Kiranya izinkan diriku
Menembus waktu untuk mendekatimu
Malang, Mei 1995
Muhammadku
:Ali S.
Engkaulah kandil kemerlap
Di malam gelap
Engkau rembulan malam
Menghiasi bumi dan isinya
Engkau melati putih, harum mewangi
Semerbak tak hilang-hilang
Engkau minyak kasturi
Yang harummu sepanjang zaman
Engkau adalah laku nyata nan arif
Engkau suri tauladan bagi kami
Tutur katamu bak mutiara berloncatan
Nasehatmu bagai siraman air bening dan sejuk
Tindakmu mempesonakan orang yang melihat
Lakumu didasari kebajikan
Wahai nabiku-kekasihku
Wahai kakek Hasan wal Husain
Wahai junjunganku.
Kukirim salam untukmu
Selalu kudendangkan sholawat
Kukumandangkan ke pejuru dunia
Dari timur sampai barat,
Matahari tunduk hormat
Ya…Tuhan, sejahteralah Muhammad
Tinggikan derajatnya di sisi-Mu
Ya…Tuhan, sampaikan salam sholawatku
Pada junjunganku
Pulungan, Agustus 1996
Terimalah Kukembali
: Ali’S & El Zakhrony
Terlampau jauh aku tersesat
Terombang ambing oleh bujuk rayu syetan
Hilang pegangan lepas kendali
Tergelincir dalam jurang nista
Tercebur dalam lumpur dosa
Bersimbah darah maksiat serta kebathilan, serta kedholiman
Robbi, Ya Robbi
terlampau jauh Kau kutinggalkan
Robbi, Ya Robbi
begitu lama aku jadi gelandangan
Kulanggar semua aturanmu, kuabaikan nafiri firman-Mu
Buta mata, tuli telinga
hanya Engkau yang bisa membuka
Kini kusadar apa artinya
Jalani hidup tak semudah yang kukira
Badai gelombang siap menghantam
Yang baik bukan tak pernah salah
namun sadar dan segra memperbaikinya
waktu yang masih tersisa gunakan adanya, tobatlah segera
Robbi, Ya Robbi salahku ampuni
Robbi, Ya Robbi terimalah kukembali
Pulungan, 1996
AL QUR'AN KITAB SUCIKU
: Ali'S
Al qur'an kitabku suci Kubaca setiap hari
Al qur'an kitab yang mulia Petunjuk insan di dunia
Kupahami setiap arti Kumasukkan di dalam hati
Kucoba menghayatinya Kucoba mengamalkannya
Al qur'an mu'jizat nabi Muhammad Rosul Ilahi
Pegangan hidup manusia Bahagia kelak hidupnya
Untaian kata indahmu Menusuk jauh ke kalbu
Pelipur hati yang lara Penyembuh hati yang duka
Pengertian tanpa pengalaman adalah kosong
Pengalaman tanpa pengertian adalah buta
Pengertian yang bijaksana adalah dewasa
Pulungan, Agustus 1997
Bertobatlah
:Ali’S
Ingat-ingatlah wahai saudaraku dan waspadalah
Hidup kita ada di dunia kan sementara
Umur kita setiap saat pasti berkurang
Jangan mentang-mentang kaya harta banyaklah benda
Semua hanya sebentar saja tidak dibawa
Lakukanlah apa yang sudah diperintahkan-Nya
Jauhilah, jauhi semua yang dilarangnya
Marilah belajar bertobat ‘Tambatan Nasuha’
Selagi masih ada waktu tersisa untuk kita
Jangan sia-siakan sesal kemudian tak guna
Tobat kita kepada Allah janganlah ragu
Tobat kita kepada Allah janganlah bimbang
Allah itu lebih kuasa lebih berwenang
Allah bias mengentaskan dari curah dan jurang
Jurang neraka teramat luas teramat dalam
Pulungan 13 Peb 97
Mumpung Durung
adaptasi: wongkun&alis
Eling-eling poro manungso
temenono siro ngibadah
pumpung durung katekanan
malaikat juru pati
Gondelono taline Gusti
Kanthi rapet ono ing ngati
Sakwayah wayah iku ra mesti
Kanggo sangu mengko yen bali
Roso awak kapuntir puntir
soko sirah tumeko sikil
pisahe nyowo soko lahir
naliko teko sopo IZROIL
Yen wis teko marang manungso
opo kang den arani pati
tankeno mundur iku wis mesti
kabeh manungso bakal ngalami
Godo geni lan gunting geni
cawisane wong neroko
olehmu muja olehmu muji
mugo mbesuk tekan suwargo
pulungan, Agustus 1997
Aku Rindu
: Ali’S
Indah bulan purnama tak seindah wajahmu
Wahai kekasih abadi cintaku
Gemerlap bintang-bintang pancarkan cahaya terang
namun tak secerah wajahmu
Aku yakin akan itu, walaupun aku tak tahu
kutetap yakin, aku percaya
Bila engkau berjalan, mendung setia iringi
Wahai mutiara penghias dunia
Nyiur melambai-lambai, dedaunan pun tunduk
Ucap salam hormat padamu
Begitu pula diriku, tanpa kenal ruang waktu
Senandung salamku, ya padamu
Kurindu, ya kurindu, pada teduh wahjahmu
Kudamba, ya kudamba, kapan hari tiba
Kutunggu, ya kutunggu, sampai datang sang waktu
Bilakah mimpikanmu, wahai kau cintaku
Kuyakin Tuhan tahu
semua inginku padamu
pulungan 06 maret 1998
Bukan Itu
: Ali’S
Bukan itu, bukan itu yang kumau
Tapi ini, tapi ini kuingini
Bukan sana, bukan sana yang kupinta
Tapi sini, tapi sini kudekati
Bukan warna yang kudamba, bukan warni yang kucari
Bukan merah, tidak hijau, tidak biru, bukan putih
Warna-warni hanya sekadar pembungkus diri
Bukan wajah yang rupawan, bukan gemerlap hiasan,
Bukan indahnya permata, bukan megahnya dunia,
Tapi indahnya permata hati selalu dicuci
Bukan uang, bukan uang bikin senang,
Karena uang, karena uang akal hilang
Bukan harta yang melimpah, kau bahagia
Karena harta, demi dunia, kau tersiksa
Jangan diperbudak harta, jangan dipermainkan dunia
Jagalah selalu harta, gunakan apa perlunya
Baiklah engkau, bilamana mengamalkannya
Harta benda tak dibawa.
Amal baik yang ditanya
Mewah harta, megah dunia, itu hanya sementara
Ibadah kita sebagai bekal di alam sana
Belajarlah, belajarlah bersahaja
Belajarlah, belajarlah menerima
Biasakan, biasakan sederhana
Hidup tenang, serasa nyaman hati kita
Jangan menuruti nafsu, kendalikanlah hatimu
Jangan menuruti nafsu, kelak kau akan tertipu
Karena nafsu tak sabar melihat sesuatu baru
Jika kita tidak bisa kendalikan hati ini
Jika kita tidak bisa kendalikan nafsu ini
Maka nantikan, sesal kemudian tak berarti
Kadang susah, acap gundah, bikin resah
Pikir galau, hati rusau jadi kacau
Bersabarlah, hadapilah kenyataan
Bersyukurlah, terimalah perbedaan
Marilah, mari hai kawan, kita rapatkan barisan
Marilah, mari hai kawan, belajar tingkatkan iman
Kita tak tahu, kapan kita akan berpulang
Kendalikan hati ini, kendalikan jiwa ini
Kepada-Nya segala abdi, kepada-Nya kan kembali
Di hari nanti, kekal abadi yang berarti
Pulungan, Agustus 1998
Rindu Mimpi
:AliS
Kuharap engkau hadir dalam mimpi
Kuingin engkau ada dalam jiwa
Yang bening, yang lapar, yang haus
Yang resah, gelisah yang gundah
Yang bingung, yang murung, tak tentu arah pasti
Bilakah engkau datang hampiriku
Bawa sepucuk kembang yang mewangi
Bilakah, bilakah datangmu
Mungkinkah, mungkinkah terjadi
Adakah, adakah secuil harapanku
Ke mana lagi kucari
Di mana pasti kutunggu-tunggu
datanglah, oh datanglah
sebagai pengobat rinduku
sebagai pengobat resahku
harapku
Kuingin kau temani rasa sepi
Kuingin engkau ada di sisiku
Datanglah, datanglah padaku
Hadirkan, tunjukkan setiamu
Datanglah, hiburlah walau sekejap saja
Rasa rinduku menggebu-gebu
Tak henti-henti sebut namamu
datanglah, oh datanglah
mengobati gundah hati
hadirlah, oh hadirlah
membawa pesonamu
inginku
dusunkecil, pebruari sembilansembilan
Jaga Qolbu
:AliS
Karena-Nya kita dihidupkan
Dengan nafas kita hirup segarnya udara
Dengan jantug kita getarkan rasa
Dengan hati kita raba diri
Kareana-Nya kita dihidupkan
Dari hidup kita bermasalah
Dari masalah-masalah kita berpikir
Dengan berpikir kita dewasa
Dengan kedewasaan kita menjadi mengerti
Dengan pengertian kita melangkah
Hingga menuju suatu kebajikan yang bijak
Jika aku tertawa
tawaku adalah manifes kegembiraan,
wajar dan bukan suatu keterlaluan apalagi keterlancangan
sehingga aku masih sempat mengingat-Mu,
selalu dan selalu
Jika aku tersenyum
maka senyumku adalah keceriaan,
kegembiraan nurani karna rahmat dan kurnia-Mu semata
Jika aku sedih
sedihku semoga cetusan hati yang paling dalam,
karena kebelum tentuanku berada di sisi-Mu kelak,
karena ujian-Mu,
karena syukur itu berat,
dan bukan karena duniaku
Semua kukembalikan kepada-Mu, Ya Allah...
Kepada-Mu kuabdikan diri
Kepada-Mu kupohonkan pertolongan
Karena hanya Engkau yang bisa menolong
Pulungan, Januari 2001
Kontemplasi
:Ali’S
Aku sendiri tiada teman tiada kawan
Dingin selimuti sekujur tubuh kurusku
Angin bertiup kencang menerpa wajah yang loyo
Pikiran pun melayang tak tahu yang kupikirkan
Semoga malaikat menolong kusendiri
Semoga Tuhanku membimbing jalan hidup
Kuyakin ini semua hanya ujian dari-Nya
Pastilah Tuhanku mendengar semua ini
Aku bicara dalam hening di malam sunyi
Aku yang sepi memang harus berkontemplasi
Kemarin ya kemarin esok masih ada hari
Singkirkan masa lalu baiklah di hari depan
Aku tak mau kalah, aku tak boleh menyerah
Aku tak mau resah, aku tak boleh gundah
Ini semua hilafku, ampunilah salahku
Hanya Kaulah yang bisa, hanya Engkau yang bisa
Kontemplasiku dalam.
Teramat dalam menembus batas angan
Aku sendiri
tetap sendiri
Aku yang sepi, hanya Engkau yang menemani
karena Kau dekat, sungguh dekat
lebih dekat dari urat leherku
maka berlama-lama kucari Engkau dalam siang, dalam malam, dalam tidur, dalam mimpi, dalam terjagaku dari mimpi itu, dalam rasa dan dalam kebingungan
Aku tunduk dalam kesendirianku itu
aku tetap saja sepi
Kau hidupkan aku, Kau wujudkan aku ke bumi ini penuh kesempurnaan
Aku berpikir: dulu aku ini siapa, dari mana, di dunia ini disuruh apa, dan yang penting nanti akan ke mana!
Aku terus berkontemplasi tanpa batas
Sampai hilang kesadaranku menembus kesadaran-MU
Dalam kesendirianku aku tetap saja linglung
Aku tetap saja sepi
Kepada-Mu kugantungkan segala
Ketitang - Malang, Mei 2002
HARU BIRU
: AliS
KAU TUNJUKKAN PESONA
KAU TEBARKAN KASIH TULUS, KEPADA SEMUA
AKU RINDU MERINDU
BESAR RINDU PADAMU
BERGETAR RASA DI HATIKU INGIN MELIHAT
SERAUT WAJAH YANG TEDUH
OH WAHAIKU,
ADAKAH KAU DENGAR SALAM RINDUKU
KUHANTAR, KURANGKAI DALAM LAGUKU
OH WAHAIKU,
BILAKAH AKU DAN KAU BERTEMU
RINDU DENDAM DI HATI HARU BIRU
RISAULAH HATIKU, RESAH PIKIR INI AKANKAH BERLALU
AKU DIAM SENDIRI, TIADA YANG MENGERTI
AKU DIAM MEMBISU SERIBU BISU
KAU TUMBUIHKAN PESONA
KAU TEBARKAN KASIH TULUS, KEPADA SEMUA
RINDU AKU MERINDU,
BESAR RINDU PADAMU
BERGETAR RASA DI HATIKU INGIN MELIHAT
SERAUT WAJAH YANG TEDUH
Pulungan, 2004
Tuhanku
:Ali’S
Kau ada didalam jiwa
Kurasa engkaupun rasa
Kau ada dilubuk hati
Kupanggil-panggil, kau tak sembunyi
Kau dekat dari yang dekat
Bahkan lebih dekat dari diriku yang dekat
Bahkan engkau masuki: tiap detik jantungku
Desah nafasku, getar hatiku, getar nadiku,aliran darah yang kau atur sedemikian rupa hingga aku sendiri tak bisa bayangkan jika darah itu tak berjalan, engkau masuki tulang belulang, kau kuatkan mereka, kau kokohkan hingga aku bisa: kemanapun aku mau pergi, apapun yang kulakukan !
Kau lebih dekat …
Lebih dekat
Allohu Akbar, Allohu Akbar
Walillahilhamd
Allohu Akbar
Tuntunlah aku untuk selalu mengingat-Mu,
untuk selalu mencinta-Mu, untuk selalu bisa berbincang-bincang dengan-Mu, setiap saat, setiap detik, setiap keluar masuk nafasku.
Allohu Akbar
Engkau maha tahu
Belung , 07 Peb 2004
Pengakuanku Akan KebesaranMu wdp
:Ali’S
Pengakuanku akan diriMu tumbuh seiring cahayaMu
Pengakuanku akan diriMu tumbuh bersama seminya pohon anggur
Pengakuanku akan diriMu mengalahkan pengakuanku terhadap aku
Pengakuanku akan diriMu melekat kuat, mengakar, membumi, mendalam, menancap dalam di relung
Aku ada karena Engkau adakan
Dari hal yang semula tidak ada menjadi ada (karena kehendakMu mengadakan) dan kemudian Engkau berkehendak untuk meniadakannya
Aku ada karena Engkau adakan
Aku besar karena Engkau besarkan
Dari kehendak hati untuk memakan apa yang telah Kau sediakan - tumbuh menjadi daging dan tulang yang kian membesar
Dari hati yang belum mengerti: sebenarnya untuk apa aku dibesarkan, sehingga kebesaran itu hanya sekadar nama yang besar,
Sehingga hal yang besar itu malah membuat aku jadi besar kepala Sehingga aku yang dianggap besar oleh aku sendiri ini malah kadang tidak menganggap besarMu
Malah kuabaikan aturan mainMu
Padahal tidak boleh begitu
Aku besar karena Engkau besarkan
Langit yang begitu luas tanpa batas, bintang gemintang yang begitu banyak dan besar, galaksi yang begitu besar, matahari yang begitu besar, bumi yang kukira luas, alam semesta yang begitu besar,
Sesungguhnya didalam genggamanMu
Bumi yang aku jadikan tumpuan ini masih kalah besar dengan matahari, galaksi, bintang, planet-planet dan mungkin benda ruang angkasa lainnya!
Kalau bumi dianggap kecil,
apalagi negara yang paling besar di planet bumi ini,
apalagi Indonesiaku ini, apalagi Jawa Timurku ini, apalagi Malangku ini, apalagi desaku ini, apalagi aku ini!!
Sungguh aku tak mampu melukiskan kebesaranMu
Otakku tak bisa diajak diskusi untuk menembus kebesaranMu, keagunganMu
Hanya hati yang bisa yakini
Semoga selalu Engkau jaga aku dari kesombonganku
Pulungan, 13 Maret 2004
Sebuah Tanda Tanya wdp
:Ali’S
Apakah mereka lupa?
Tak perlu dijawab
Apa?
Jangan engkau berambisi menjadi apa
Biarlah Tuhan yang mengaturmu menjadi apa
Kita tak punya hak untuk mengatur menjadi apa
Karena sesungguhnya kita tak punya apa-apa
Pulungan, 25 Pebruari 2004
Ojo Gumampang
:Ali’S
Ojo gampang ngomongno wong
Ojo gampang ngilokno wong
Ojo gampang ngremehno wong
Opo maneh nyacati wong
Awak dewe sik durung musti
Ora cacat, rumongso apik
Jogo lati – jogo laku, jogo ati
Ojo gampang iri nang wong
Ojo gampang dengki nang wong
Ojo gampang benci nang wong
Opo maneh dendam nang wong
Awak dewe sik durung musti
Sak wayah-wayah podho ra ngerti
Kapan ngadep marang GUSTI, ( wayah mati)
Ajining rogo soko busono
Ajining diri soko ing lati
Ojo gampang ojo sembrono
Ayo podho sing ati-ati
Jero segoro ono ukure
Jeroning ati ra no’ sing weruh
Laraning rogo gampang tambane
Laraning ati tambane ewuh
Ojo gampang, ojo sembrono
Jroning ati ayo ditoto
Syetan kuwi anggawe nggudo (PANCENE SYETAN)
Ojo gampang nylatu nang wong
Ojo gampang nggarai wong
Ojo gampang su’udhon nang wong
Opo maneh ngarani wong
Podho manungso nduweni roso
Titik okeh yo dimulyakno
Salah sitik njaluk ngapuro ati legowo
JO GAMPANG ATI TERSINGGUNGAN
OJO GAMPANG ATI MANGKELAN
OJO GAMPANG ORA NYOPO LIAN
OPO MANEH SATRU NANG PADAN
Belung 28 Peb 2004
K ‘ E T I K A
:AliS
Ketika langit angkat bicara
Kepada pemenuh janji:
Ya Tuhan, izinkan aku setiap hari menumpahkan hujan ke bumi.
Izinkan aku mengeluarkan gemuruh riuh ditemani mendung hitam pekat yang menyelimutiku
Kepada para manusia di bumi yang sudah mulai tak mengerti etikaMU
Ketika laut bicara:
Ya Tuhan, izinkan aku meluapkan airku ke darat
Agar kudapati manusia yang merusak keadaan
Biar mereka tenggelam dalam pelukku
Ketika bumi berkata:
Izinkan aku mengeluarkan isi perutku
Ketika sungai-sungai merasa haus
Ketika sawah ladang tak memberi harapan
Ketika buah kelapa tak mengeluarkan airnya
Ketika sang sobat lupa akan rekannya
Ketika ibu enggan menaburkan doa-doa
Ketika anak-anak berlari meninggalkan bapaknya
Ketika iman dan moral sudah pada miring
Ketika para murid lupa etika
Ketika para guru lupa santunnya
Ketika semua manusia menyumpahi dirinya
Apa yang ditunggu?
Pandansari, 070605
JAMAN GENDENG
:AliS
Jamane jaman edan, sing edan sak pirang-pirang
Jamane jaman gendeng, sing gendeng sak pirang-pirang
Iki jamane edan, ra ngedan ora keduman
Becike wong kang edan yen jik eling lan waspadan
Jamane teknologi alate wus canggih-canggih
Yen ora ngati-ngati yo kegiles masa kini
Teknologi modern mripat merem ora gelem
Teknologi mutakhir, iki tondo jaman akhir
Okeh tatanan ora nggenah, okeh tatanan morat-marit
Okeh aturan sing dilanggar, ono aturan sing kuwalik
Awan-awan dadi bengi, bengi-bengi koyo awan
Ono lanang dadi wadon, ono wadon dadi lanang
Bocah wadon gak weruh isin, pakeane minim-minim
Nggudo cah sing lanang-lanang, untung wae nduweni IMAN…..
Jamane jaman akir menungso do ora mikir
Okeh manungso mungkir, mung setitik gelem DZIKIR
Urip pisan ing dunyo, laku urip ra ditoto
Serius mburu dunyo, padahal suk ra digowo
Manungso do kepileng duweni sifat kadunyan
Ono maneh sing ngengleng, nggendengi pangkat jabatan
Podho rebutan kursi, rakyat nangis ora ngerti
Mburu nikmate dunyo, halal haram ora kroso
Mbok ojo ngono, ojo ngono!!!, biasah wae sak wajare
Do ugemono agamane, do prihatino kawulane
Cobo deleng pinggir kae!!, jungkir walik nyambut gawe…..
Golek sego sak pulukan, direwangi gak karuan
Ayo tumindak kang jujur, ben disungkan ngisorane
Ojo biasah ngapusi, opo maneh seneng KORUPSI…….
Belung, 14 April 2006
NYAMBUT GAWE SING LUMRAH
:AliS
Ono wong urip ngguk ngalam dunyo
Sak bendino-dino mikirno dunyo
Ora ono wektu kanggo atine
Ora biso turu resah pikire
Ono ugo wong urip ing dunyo
Sak bendino dzikir marang kang Kuwoso
Ora nyambut gawe kanggo keluargo
Rino wengi susah mikirno duso
Urip iki pancen susah, ning ojo digawe susah
Dilakoni kanti bungah, ra ngganggu wayah ngibadah
Yen urip digawe gampang, njur ojo podho gumampang
Nglalekake printahe ora sembayang
Mungkin iki dulur, sak dermo ngomong
Soko bocah wingi ngguk pinggir ngembong
Ning ojo diwasno bocahe sopo
Nanging omongane, opo maknone
Kanjeng nabi dulur, paring tulodo
Ngelakoni urip ing ngalam dunyo
Supoyo do ngerti tujuan uripe
Ora sampek lali marang Gustine
Nyambut gawe, yo nyambut gawe, ojo lali ngibadahe
Dunyo numpuk digawe ngopo, yen mati ora di gowo
Awane ngangsu rejeki, bengine wayahe ngabdi
Soko titik ditoto, urip Islami
Mulo iku dulur, jo neko-neko
Urip pisan iki ayo dijogo
Ojo dumeh sugih dunyo lan bondo
Dunyo brono iku mung dititipno.
Belung, 12 April 2006
Kenapa Musti Takut
:AliS
Ketakutan itu menusuk-nusuk jantungmu
Ketakutan itu menembus ke dalam kalbu
Ketakutan itu menggerogoti aneka keinginan
Ketakutan itu semakin menghantui dirimu
Pijar lentera yang terpasang dan menancap keras di dasar hati,
Mustinya bisa memerangi kegelapan itu
Sehingga jantungmu tak berdebar-debar menjalani waktu-waktu,
Tetapi lebih kau gunakan selalu menghamba padaNYA
Tapi kenyataannya…
Ketakutan itu kembali merambah melalui pori-pori kulit, melalui lubang-lubang tubuh, melalui alam pikiran, melalui angan-angan, melalui tidur, hingga sampailah pada kekhawatiran panjang, yang terbawa ke mana-mana.
Ketakutan akan dunia, tahta, dan wanita,
Kekhawatiran akan jabatan, kedudukan dan kesempatan
Padahal esok belum tentu itu adalah harimu
Maka sekarang inilah waktumu
Padahal lusa belum tentu kau akan melihat mentari bersinar indah – seindah apa yang ingin kau dapati
Padahal, siapa tahu, sejam yang akan datang,
Kau tidak bisa lagi melihat senyum anak istrimu,
Padahal harta yang kau kumpul-kumpulkan belum tentu berpihak kepadamu,
Maka sekarang inilah harimu
Maka persembahkanlah yang baik kepada langit, kerpada bumi, kepada tumbuhan, kepada binatang, kepada siang, kepada malam, kepada manusia, malaikat, nabimu, dan TUHANMU!!
Tebarkan kasih seperti Tuhan telah menebarnya sebelum kau ada
Rahman, rahim Tuhan ditebar tak pandang siapa, tanpa batas,
Sandarkan segala-gala hanya padaNYA
Karena kita ini milikNYA
Biar ketakutan itu tak lagi datang menghantui…
dusuncilikpulungan, 250406
KARENAMULAH SEMUA
:AliS
AKU MENCARIMU, DI TENGAH-TENGAH KEGELAPAN
AKU MENUNGGUMU, DALAM LELAP DI MIMPI MALAM
APAKAH KAU ADA DI SANA
APAKAH BISA AKU TEMUKAN
AKU MERINDUMU, DIRELUNG HATI TAK TERTAHAN
MALAM KUHABISKAN, RESAH HATIKU TERHAPUSKAN
ADAKAH DIRI INI KAU DENGAR
PANTASKAH ADANYA KUDAPATKAN
KAU CAHAYA KEHIDUPAN
ENGKAU MUTIARA YANG INDAH
CAHAYAMU TERANGI HIDUP INI
KAU KEKASIH ABADI PESONA INSANI
KAU PENERANG BAGI GELAP HIDUP INI
INGIN MEMELUKMU, TAPI APA DAYA TANGAN INI
DAMAI DI DEKATMU, KASIHMU TULUS TANPA TEPI
RINDUKU SLALU AKU DENDANGKAN
SALAMKU SLALU KUSENANDUNGKAN
KAU BERIKAN KEHIDUPAN
KEPADA JIWA YANG LUSUH INI
KAU TEBARKAN KASIH SAYANG PASTI
HANYA AKU YANG TAK BISA MENGERTI
HANYA AKU YANG TAK MAU MENGERTI
KARENAMULAH SEMUA, APA YANG MUSTI DIADAKAN
HANYA ENGKAU SATU, PENERANG GELAP HIDUP INI
BIARLAH SUSAH HATI BERHARAP
BIARLAH SUSAH SUNGGUH KUDAPAT
Padansari, 24 April 2006
Semoga Bahagia
Di mana kan kau cari bahagia hidup ini
Ke manakah kau pergi menutupi gundah hati
Tidakkah engkau tahu,
Bukankah kau mengerti apa yang ada di hati
Mengapa masih ada keraguan yang menghantui
Sedangkan semua ini bayang semu tak kan kembali
Kita coba raba diri
Kita paksa merenungi, apa yang telah tertulis
Bukankah kita hanya menjalani
Bukankah manusia hanya mengabdi
Acap kali rasa gundah pun datang
Sering kali satu kita lalaikan
Kita tempatnya lupa
Kita hanya meminta…
Belung, 09 Nopember 2007
BIAS KASIHMU
:AliS
Kekasihku, indah malam gemerlap bintang di sana
Oh sayangku, cahya bulan membias di hati kita
Semua ada hanyalah kau cintaku
Sebagai penghias hidup nan sejati
Wajahmu teduh bercahaya
Engkau satu, dari semua yang ada
Aku merindumu
Rindu tebal hatiku kian terbakar
Bersua denganmu
Engkau ada, kau tebarkan kasih tulus pada semua
Kini aku, mengharap erat engkau ikat rinduku
Sekejap kau tinggalkan kusendiri
Memberi arti hidup yang tak pasti
Jiwamu hangat di hatiku
Belung, 15 Juni 2007
SEPUCUK RINDU
: AliS
Aku ditantang dengan kesungguhan
Hidup dan kehidupan
Apa yang membuat aku gelisah
Mungkin aku tak punya kerinduan mendalam
Hanya sepucuk rasa rindu itu
Sebentar menghilang
Apa yang membikin aku terpana,
Mungkin aku tak punya perjumapaan yang mesra
Mungkin aku kelewat batas mengurusi kesedihan,
Keterpurukan, ketidak terimaan, keterpanaan, kegelisahan, kegundahan, kebingungan, atau bahkan kebencian!
Aku tak punya cukup rindu
Untuk berjumpa dengan DIA
TAK PUNYA!
Oh,
Siapa lagi kalau bukan ENGKAU YA TUHAN…
TUMBUHKAN RINDUKU PADAMU.
Belung, 11 januari 2007
KARENA RAHIMNYA
:AliS
Cinta adalah hiasan
Karena cinta dunia diciptakan
Alam semesta dan seisinya
Jadi hiasan manusia
Wujud cinta adalah kedamaian
Tapi mengapa ada penyimpangan
Hakikat kita hidup di dunia
Menjalani kehendak-NYA
Alam raya tunduk mematuhi perintahNYA
Tapi kita manusia mendewakan akal kita
Tidakkah kita diciptakan karena RAHMAN RAHIMNYA
Putih suci tinggi di sana makhluq termulia
Lahirlah kita ke dunia begini adanya
Kadang lupa akan CINTA yang diciptakan-NYA
Apakah kita selalu mengingat-NYA?
Bukankah kita kembali pada-NYA
Alam semesta dan seisinya sibuk berdzikir kepada-NYA
Semua tunduk mematuhi perintah-NYA
Semua tunduk mengabdi pada-NYA
Pandansari, 12 Juni 2007
SEBENARNYA AKU SENDIRI
:Ali S
Aku sudah dibikin,
sebelum aku dibikin
aku sudah diadakan sebelum aku ada
aku sudah direncnakan sebelum tulang dibalut daging
sebelum semua kukenal dan kugauli
oleh Tuhan yang MAHA MERENCANA
ada orang tidak minta dilahirkan
tapi kalau TUHAN berkehendak menciptakan…
orang-orang menderitalah yang tidak minta dilahirkan
dipasang-pasangkanlah manusia satu dengan yang lainnya
dihembuskan ruh suci oleh TUHAN
dipelihara, dijaga, digerakkan, dihidupi, diurus
sedemikian rumitnya unsure manusia itu
oleh TUHAN
dikeluarkan ke dunia oleh-NYA
kareana TUHAN aku ada
adaku menjadikan sebahagian orang bahagia
adaku menembus dunia
adaku kehendak-NYA
adaku menambah urusan demi urusan
adaku tidak sendiri
tapi adaku mustinya sendiri
Adaku tidak adaku
AdaNYA, tidak ada siapa-siapa dan apa-apa
Sebenarnya : aku ini sendiri
Maka : kembalilah aku dengan kesendirianku
Belung, 11 Januari 2007
AKU MENCARIMU
:AliS
Kepadamu kubermohon sepenuhnya
Kuberharap hatiku terjaga
Doa-doa bergulir di malam buta
Doa-doa baluri jiwa yang luka
Langkahku tertatih-tatih
Aku mencari ridlomu
Bimbinglah arah langkah
Menuju padamu
Ya robbi aku mencarimu
Ya robbi bimbinglah hatiku
Ya robbi peluh lusuh aku
Ya robbi beningkan hatiku
Seperti dulu kala aku dikehendakmu
Sebelum aku mengenal dunia ini
Kepadamu kusandarkan sepenuhnya
Hidup ini engkau yang menata
Kuyakin akan kebesaranmu tuhan
Kuyakin kau mengurusi semua
Pandansari, 14 Juni 2007
BERI AKU WAKTU
:AliS
Andai kau izinkan aku
Untuk menghampiri
Sebongkah batu itu
Alangkah bahagianya aku
Lahir maupun batin
Andai kau beri aku
Setitik harapan nanti
Untuk menemuimu
Tidak sampai ujung umurku
Betapa nikmatnya melukiskan rasa itu
Bahagia, rindu, terharu, syahdu, dan sepi
Kapan kiranya aku
Bisa menembus batas waktu
Hanya engkau yang tentukan itu
Maka ambillah aku di tanahmu
Berilah waktu kepadaku
Belung, 11 Januari 2007
Kita Sepikan
: AliS
Hilang, hilang, hilang
Kita harus menghilang
Hilang, hilang, hilang, tidak diketemukan
Hilang, hilang, hilang
Kita harus menghilang
Tapi hilang kita, tidak kita niatkan
Sabar, sabar, sabar
Kita harus bersabar
Sadar, sadar, sadar, kita pasti tiada
Mulai saat ini hai kawan,
Mari kita renungkan hidup ini
Mulai detik ioni hai teman,
Mari kita sepikan hati ini
Dari keinginan yang menggemukkan nafsu kita
Dari keramaian membelenggu nurani kita
Engkau tak dilarang meramaikan keinginang
Tapi setidaknya kita berlatih menyepi
Mulai dari sekarang.
Pandansari, 14 Januari 2008
Terban Cintaku
:AliS
KEKASIH, Kau hidupkan aku
Dengan penuh kasih dan sayang-MU
Terhampar lebar nikmat itu
Terbentang samudra ampun-MU
Ya Robbi, Kau kasih abadi
Ya Robbi, cintaku yang sepi
Bimbinglah arah langkah kaki
Jagalah kedamaian hati
Doa-doa mengalir di malam sunyi
Doa-doa baluri jiwa yang sepi
Langkahku tertatih, aku mencari CINTAKU
Berharap ridlo-MU
Jiwaku peluh lusuh mendamba hati nan sunyi
Padamu KEKASIH
Doa-doa bergulir di malam buta
Doa-doa sirami hati yang hampa
Doa-doa basahi keringnya jiwa
Doa-doa bagai hujan malam menembus rimba dada yang selama ini kering, tandus dan gersang
Doa-doa bagai butiran mutiara, gemerlap indah berkilau
Berharap kilauan cahyanya berimbas menerangi kalbu
Hanya ENGKAU yang kabulkan doa-doa
Hanya ENGKAU yang menumbuhkan rasa syukurku,
Maka tumbuhkanlah rasa itu, wahai CINTAKU
Hanya ENGKAU yang bisa membimbing langkah ini,
Maka bimbinglah aku dalam kuasa-MU
Hanya ENGKAU yang membenigkan hati yang suram buram, maka beningkan
Beningkan atas rahmat dan kasih-MU
Wahai ENGKAU kekasihku
Wahai ENGKAU kekasih abadi
Terban cintaku
Terban cintaku menembus cinta-MU
paris (i) paras (a)/07mei08/UAN
DENDANG KUDA LUMPING
:gojek Js (titip)
ini dendang kuda lumping
tuan-tuan jangan tutup kuping
rakyat menjerit kehilangan piring
laci negara dikuras maling
penindasan terus menggelinding
ini dendang kuda lumping
pecah gelas menjadi beling
harga diri dibanting-banting
orang kecil nasibnya nungging
ini dendang kuda lumping
istri satu melulu bunting
anakku nangis rebutan cething
para pembesar berebut kapling
ini dendang kuda lumping
macan kempis namanya kucing
para buruh tyerpontang-panting
nasi sepincuk diserobot anjing
ini dendang kuda lumping
banyak pejabat perutnya mblendhing
bukan terserang penyakit cacing
karena korupsi terlalu sering
ini dendang kuda lumping
manipulasi tanpa aling-aling
ingat sumpahnya empu gandring
tujuh turunan jadi trenggiling
ini dendang kuda lumping
air sungai baunya pesing
tebu rakyat tak pernah giling
hidup kesrakat dijerat mendring
ini dendang kuda lumping
wakil rakyat tak ambil pusing
iman dan moral sudah pada miring
masih bernyawa sudah pesan kijing
ini dendang kuda lumping
memasuki zaman yang sinting
bila semar sudah muring muring
negeri ini bisa jonjang-ganjing
ini dendang kuda lumping
tuan-tuan jangan tutup kuping
rakyat menjerit kehilangan piring
laci negara dikuras maling
penindasan terus menggelinding
solo, juni ’82
Tanah Lahir
: Ali’S
Di sini aku dilahirkan
di dusun kecil nan damai
Di rumah ini aku dibesarkan
di lingkungan orang-orang desa
Dusun kecilku mewarnai kedamaian
di kaki gunung menjulang
Dingin angin setiap pagi menyapa
panorama alam permai dipandang
Pulungan, dusun kecilku
Pulungan, tempat lahirku
Dusun cilik, Pebruari 1995
Buat Apa?
:Ali’S
Buat apa sekolah tinggi-tinggi
Kalau hanya ingin dipuji
Buat apa sekolah yang dukur-dukur
Kalau nanti hanya menganggur
Buat apa kursus yang muluk-muluk
Jika asa tak bisa dipeluk
Untuk apa mimpi jadi penggede negara,
kalau tak bisa tidur, karena yang dipimpin demo terus
Sedangkan seorang pemimpin itu harus adil, mau mengalah, mau menerima, bersedia berkorban dan tidak mengorbankan bawahan
Sedangkan seorang pemimpin itu harus rela dilempari kata-kata pedas, bunga kritikan,
disamping ia juga seorang kredible, kapabel, dan akseptabel.
Kita tahu keadilan di dunia ini nyaris tak murni lagi
Kita tahu hukum manusia sudah jadi permainan judi yang nyata
Kita tahu keadilan di negara kita sendiri, seperti bermain kartu – tutup sana, tutup sini, buka sana, buka sini, banting sana, banting sini!
Lebih baik kita duduk santai sambil ngopi, sambil baca koran, sambil bernyanyi dengan suara fals dan nada sumbang, bernyanyi menyuarakan tembang perdamaian.
sambil merancang: busines apa sekarang ya?
Karena peluang untuk bisnis sudah ditutup oleh mereka yang beruang!
Buat apa bercita-cita jadi direktur
Kalau hanya kepingin hidup makmur
Buat apa berangan-angan jadi menteri,
Kalau hanya mencari rizki
Untuk apa ingin menjadi pemimpin sebuah bank
Sedangkan hati selalu bimbang
Buat apa berlomba-lomba jadi anggota DPR
Kalau di dalam selalu saja geger
Untuk apa berlomba-lomba jadi anggota dewan
Kalau akhirnya toh ditertawakan
Untuk apa ngotot ingin jadi presiden, atau wakilnya,
Jika tak kuat pikul tanggung jawab negara
Atau jika tak tahan terhadap hujatan orang-orang yang memang gemar menghujat
Atat jika belum bisa mempresideni bagi diri kita sendiri
Lebih baik kita duduk tafakkur
Menghadap kiblat sendiri terpekur
Mencoba meraba diri dan bersyukur
Karena sebentar lagi dipanggil kubur
Tobat, tobat, tobat, ya Allah tobat
Bagaimana ini ya Allah,
Hanya Engkau yang bisa mengatasi!
Atas kedunguan mereka!
Atas ketidakpahaman mereka terhadap apa yang telah Engkau tuangkan dalam quran-Mu, dalam hadts nabi.
Atas kelancangan mereka yang berani mengambil hak yang sebenarnya bukan menjadi hak untuk mereka miliki!
Tobat, tobat, tobat, ya Allah tobat
Pulungan, Januari 1995
Salam Sejahtera
:Ali’S
Salam silaturrahmi kami sampaikan
Teriring doa, sejahteralah semua
Wahai Saudara-saudaraku seperjuangan
Ikatkan tali bathin persaudaraan
Wahai Saudara-saudaraku seia sekata
Jabat erat tangan, jabat erat
Kita dilahirkan ke dunia yang sama
Sama-sama merasakan nikmat udara
Sama-sama merasakan nikmat bicara
Sama-sama merasakan nikmat semesta
Alam raya diciptakan penikmat manusia
Kita jaga, pelihara demi kesejahteraan hidup bersama
Negeri kita yang beragam warna
Bergayutan mesra sluruh pulaunya
Ciptakan rasa aman dan cinta damai
Menuju gemah ripah loh jinawe
Indonesiaku jayalah engkau
Tanah yang subur makmur sentausa
Beragam suku beragam budaya
Semua rukun dan hidup sejahtera
Indonesiaku tegaklah engkau
Tegar berdiri anggun wibawa
Garudaku, kepakkan sayapmu
Tumpang, 1996
Untung Kau Sadar
: Ali’S
Aku menyadari dengan sepenuh hati
Bahwasanya suatu saat aku mati
makanya kucoba kembalikan hari ini
Aku tak ingin dianggap menguasai
Untunglah jika kau sadar
mencoba berjiwa besar
Banyak sudah rakyat yang pintar
yang setiap saat bisa berbuat kasar
Tapi jangan kau pungkiri
banyak yang termakan hati
jangan coba kau sembunyi
dari kenyataan ini
Sudahlah, sudah,
aku akan kembalikan semua
Sudahlah, sudah,
Jangan diungkit lagi masa itu
Pulungan, Pebruari 1998
Berjuang Membela yang benar-benar Benar
:Ali’S
Berkumpullah Saudaraku, bersatu bersama
Kita himpun kekuatan untuk berjuang
Kibarkan bendera kita dan singsingkan lengan
Usah ragu, usah malu kuatkan genggaman
Di sini kita bersua
Di bawah panji Islam jaya
Di bawah naungan Pancasila
Kita melangkah, coba berjuang bersama PKB
PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Membela yang benar, tegakkan keadilan
PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Memberantas nafsu serakah syetan-syetan
Barisanmu rapatkanlah jangan cerai berai
Persatuan, kebersamaan adalah kekuatan
Negeri kita seharusnya aman cinta damai
Tanpa ada perpecahan dari perbedaan
Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an
Itulah wujud kekayaan
Erat tali persaudaraan
Indonesiaku jaya selalu bersama PKB
PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Dari ulama’ tuk bangsa
PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Amar ma’ruf nahi munkar
PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Aku datang mendukungmu
PKB – PKB …. Partai Kebangkitan Bangsa
PKB – PKB …. Kibarkanlah benderamu
Bersatu kita kan teguh, bercerai kita kan jatuh
Bersatulah Saudaraku, himpun kekuatan baru
Aku bersamamu, aku mendukungmu dan doaku untukmu
Kita bela kebenaran, kita tumpas ketidak adilan……
Pulungan, 1998
Untuk AREMA
:Ali’S
Berkumpullah Saudaraku, bersatu bersama
Kita himpun kekuatan untuk berjuang
Kibarkan bendera kita dan singsingkan lengan
Usah ragu, usah malu kuatkan genggaman
Di sini kita bersua
Di bawah panji LAMBANG SINGA
Di bawah naungan AREMANIA
Kita melangkah, coba berjuang bersama …..
AREMA – AREMA kami datang mendukungmu
AREMA – AREMA kami bakar semangatmu
AREMA – AREMA jawaranya arek MALANG
AREMA – AREMA wajah bringas SINGO EDAN!!!
Barisanmu rapatkanlah jangan cerai berai
Persatuan, kebersamaan adalah kekuatan
Dari barat, dari timur, utara selatan
Doa kami untuk kamu selalu menggema
Semangat juang EMPAT LIMA
Bertempur kau di medan laga
Kakimu menari di sana
Engkau melangkah, engkau berjuang, kubela…
Bersatu kita kan teguh, bercerai kita kan jatuh
Bersatulah Saudaraku, himpun kekuatan baru
Aku bersamamu, aku mendukungmu dan doaku untukmu
Kita bela kebenaran, sprortif dalam permainan.
Pulungan, 1998
Kado Selamat
:Ali’S
Aku tak bisa beri kado, tapi aku akan bingkiskan untukmu
Kata-kata itu terngiang menggodaku
Sebuah kata perpisahan:
ringan di bibir tapi berat di hati
Bukan kehendak kita untuk berpisah
Tak terbersit sedikitpun di hatiku,
Bahwa engkau akan pergi
Kemarin engkau bercanda bersamaku
Kemarin kita bernyanyi tentang balada kisah sunyi
Kini engkau akan pergi
Kini sunyi itu mulai merayap menyusup di kepalaku
Dan aku tidak berdiri sendiri
Aku berdiri di antara sekian orang yang mencintamu
Kami tak hendak melepasmu
Karna bukan kehendak kita untuk berpisah
Kepadamu kakakku,
Ingin kuberikan kado selamat
Engkau begitu dekat dan melekat di hati kami
Sudah saatnya temaram tiba
Dan siang telah pergi memasuki malam
Sunyi di hatiku, sunyi di hati kami
Tanpa candamu, tanpa senyummu,
Tanpa nasehat yang mampir ke telinga kami
Adik kecil di sudut kelas menitipkan tangisnya
Kepada kakak yang hendak beranjak bangun dari tugasnya
Tugas pengabdian di desa tempat kami bermain
Adik-adik di pinggir taman nyanyikan lagu
Menetes air matanya, sedih dan pilu
Mereka tahu kakak akan pergi
Tinggalkan bekas-bekas di hati
Adik kecil di bangku kecil,
Matanya menatap sayu,
Memandang nanar ke wajahmu,
Ia seakan berkata dari lubuk hatinya yang lugu
Kakak, jangan kau pergi
Belaian tanganmu dan doa-doamu baluri tubuhku
Lalu ia tak tahan lagi dan sebutir air matanya menetes basahi pipi
Air mata ketulusan,
Air mata murni,
Yang keluar dari dasar hati adik kecil yang suci
Bukan kehendak kita untuk berpisah
Kepadamu wahai kakakku
Doa kami bergulir mengiringimu
Kita telah mengukir kenangan
Yang kutancapkan di dasar hati
Kakak-kakakku,
Tetesan air mata kami bukan karena pergimu
Tapi siapa yang akan menyayangi kami seperti kemarin,
Kami tak tahu lagi.
Adanya kata pisah karena ada perjumpaan
Aku tak bisa beri apa-apa
Hanya kado selamat buatmu
Kami berharap simpan nama dan wajah kami di hatimu
Selamat jalan wahai kakakku.
Pulungan, 26 Mei 1998
Kepadamu, Guruku
(sebuah kenangan akhir padamu Pak-Bu....)
: Ali’S.
Kepadamu aku haturkan
Salam hormat pada Bapak-Ibu guru
Yang telah mendidikku, yang telah mengajariku
Hingga kutahu
Kepadamu aku sampaikan
Salam kasih pada Bapak-Ibu guru
Kau rela membimbingku, kau rela mengarahkanku
Demi jalan hidupku
Pagi siang dan malammu, kau curahkan jiwa raga
Penat rasa tak hiraukan, tulus kau mengabdi
Perjuangan hari-hari
yang telah engkau lalui
demi membuat aku mengerti
Perjuangan tanpa lelah
Yang telah engkau lakukan
Demi berharap kebaikanku
Kini aku meninggalkanmu
Wahai Bapak dan ibu guru
Maafkanlah diriku, relakanlah kupergi
Doamu yang kunanti
Pagi siang dan malamku, kuteringat nasehatmu
Tiga tahun telah berlalu, tak terasa itu
Tak akan aku lupakan
Jasa yang telah kau Berikan
Akan kusimpan di dalam hati
Walau kini ku kan pergi
Tinggalkan semua kasihmu
ukir namamu di hatiku
Pulungdowo – Tumpang, 11 Juni 1998
MTs. AL ITTIHAD
: Ali’S
Sekolahku tercinta kupuja senantiasa
Tempat aku belajar, tempat aku berkarya
Sekolahku tersayang, teduh damai bersahaja
Kutambatkan, kuberjuang, ilmu kutimba
Membela bangsa, tegakkan agama
Cerdaskan bangsa, akhlaq mulia
Bangunlah! bangun bangsaku
Majulah! maju Indonesiaku
Madrasah Tsanawiyah AL ITTIHAD
Jadikan anak bangsa beriman dan bertaqwa
Madrasah Tsanawiyah AL ITTIHAD
Ciptakan generasi penerus perjuangan
Perjuangan ulama penegak Islam jaya
Quran, hadits, ijma’, qiyas jadi pedomannya
Perjuangan pahlawan membela kebenaran
Tegakkan undang-undang, jalankan Pancasila
Di sini kuabdikan segenap jiwa dan raga
Darma bhakti sembahkan junjung tinggi namamu
Aku kan jaga slalu nama baik almamatermu
Di mana pun dan kapan pun kujaga slalu
Dalam kelas gaduh, MTs. AL ITTIHAD Belung-Malang,
15 Juli 2002
Petuah Akhir Dari Bapak
:Ali’S
Tolong perhatikan anak-anak.
Tolong.
Hanya telinga waras yang sanggup memperhatikan ini.
Hanya hati yang tulus yang sanggup mengindahkan ini.
Sebenarnya bapak kasihan kepadamu
Tapi kadang-kadang engkau tak tahu kalau dikasihani.
Kalau bapak, kalau ibu menjewer telingamu, mencubit pinggangmu, atau bahkan menamparmu, itu semua demi baikmu.
Kalau bapak, kalau ibu marah-marah, bukan tanpa alasan, bukan semau-maunya, bukan kehendak nafsu, bukan ... ah! semua demi baikmu.
Percayalah! kau tidak terjerumus.
Tolong perhatikan anak-anak.
Perhatikan.
Hanya pikiran sehat yang sanggup mencerna kata-kata bapak.
Dari lahir kita semua baik.
Bapak tak tahu lingkungan mana, perubahan ekosistem macam apa, pengaruh siapa, minuman apa - yang membuat manusia bisa berubah!
Itu kenyataan, anakku.
Dari lahir kita semua baik.
Tolong perhatikan anak-anak.
Indahkan.
Hanya hati yang sadar: yang sanggup menggapai, meraba, memegang, menelan, merasakan petuah ini.
Jika engkau pergi,
pergimu tak jauh dari kata-kata bapak
Jika engkau benci,
bencimu tak lebih sekadar dramatisasi emosi
Kalau engkau tertidur,
bukankah mimpi itu mengingatkanmu?
akan kenakalanmu, keusilanmu, kehiruk-pikukanmu, keonaranmu,
akan kemarahanmu, kedendamanmu, kebencian yang memuncak di ubun-ubun kepala,
akan perbuatanmu, tingkah lakumu, tabiat sehari-harimu,
akan kesadaranmu setelah mendengar nasehat-nasehat,
akan kegelisahan hati, setelah kau sadar (jika memang engkau sadari itu)
akan semua hal yang pernah kau jalani bersama bapak.
Tolong perhatikan anak-anak.
Engkau adalah masterpiece ciptaanTuhan,
yang dijadikan Tuhan untuk siap menggantikan pendahulumu.
Bangunlah pikiran, teguhkan hati, tancapkan iman, sandarkan pada-Nya, karena hanya Dia yang mengatur kita.
Ketika engkau masih bayi,
ibu kandungmu berharap: ‘minimal anakku berguna bagi nusa dan bangsa’
Jangan kau coreti muka ibumu,
yang mengandungmu, menimangmu, menggulirkan doa-doa demi dirimu,
Jangan kau nodai wajah bapakmu,
yang tanpa kenal siang, malam, panas, hujan, menafkahimu, membayar segala kebutuhanmu, bahkan rela membayar dengan tangis, hanya demi dirimu.
Junjunglah mereka, muliakan mereka.
Sekarang ini jaman-jaman susah, anakku.
engkau harus hati-hati.
Bapak dan ibu hanya bisa mendoa untuk kelangsunganmu
mudah-mudahan hidupmu tidak menderita.
Belung, 06 Mei 2003
Perjalananku dikejar Waktu-Waktu
:Ali’S
Kota yang kudatangi,
Pulau yang kudampari,
Menghias hari-hari, jadikan memori
Di sudut kota ini akuy mengadu nasib
Warna-warni kubawa,
Kutarikaan tanganku
Kuas sebagai temanku, warna cat pendampingku
Aku melukis, terus melukis
Melukis bunga-bunga hidup
Melukis rupa-rupa redup
Melukis nasib yang tersudut
Melukis wajah yang berkerut
Melukis alam raya indah
Melukis suka-suka wajah
Melukis, tanganku tengadah
Dalam diam, diriku pasrah
Aku, tak tahu aku
Aku, tak tentu aku
Aku, ke mana aku
Aku tak tahu jalanku
Aku bingung
Aku diam sendiri dalam kesepian hati
Yakin, kuterus yakin
Tuhan menuntun jalanku
Kurasa pasti
Hari yang kulewati,
Minggu, bulan kulalui
Tak terasa berlalu, sungguh ku tak tahu
Bagaimana kabarmu:
bunga taman rumahku,
Engkau burung pagiku,
Kutinggalkan dirimu
Terngiang kicauanmu
Terbayang indah warnamu
Aku merindu, besar rinduku
Rindukan kampung halamanku
Indah segar alam desaku
Rindukan belaian ibuku
Rindukan tawa bocah lugu
Tak tahu aku
Rindu, rindu, rindu,
Rindu desaku
Rindu kampungku
Rindu bungaku
Rindu kicau burung pagiku
Rindu jalan makadamku
Rindu tebingku
Rindu rumputku
Pulungan, juni 2003
Jalan2 ke Ranupane
:AliS
Berjalan, aku berjalan menyusuri hutan
Berdendang, aku berdendang sepanjang jalan
Mentari di balik awan dingin kurasa
Dedaunan menari riang angin menyapa
Mencari, apa yang kucari
Kepuasan hati.
Meraba, apa yang kuraba
Ingin tahu pasti
Penasaran rasa hati ini, berdebar-debar
Menakjubkan indah pesonanya, karya besar TUHAN
Ranupane, Ranu Regulo
Indahnya Ranu Kumbolo
Padang pasirnya, padang rumputnya
Rindangnya pepohonannya
Desiran angin yang menyapaku
Terbuai rasa hatiku
Getarkan jiwa jatuihkan rasa
Angan menggantang di pucuk mendung
Angan menggantang di pucuk gunung
Ranupane, Juli 2003
K i T A
(Kelompok Independen Tanpa Apa-Apa)
:Ali’S
Kami berdiri di atas kaki-kaki
Hati berbisik, suarakan suara hati
Kami tak tahu apa Anda setujui
Yang penting kami berdiri dan bernyanyi
Kami bicara mengetuk hati semua
Kalau tak suka bilang saja tak suka
Suka tak suka sudah jadi hak Anda
Yang penting kita saling jaga dan bicara
Kami berikan apa yang kami bisa
Kami di pinggir tak punya apa-apa
Kami bicara tentu bukan apa-apa
Tidak mengapa, tidak mengapa
Yang penting kita bisa bicara
Yang penting kita saling menjaga
KITA - (Kelompok Independen Tanpa Apa-Apa)
KITA – memang sesungguhnya tak punya apa-apa
KITA – mencoba berbuat apa yang kami bisa
KITA – yang kami berikan bukanlah apa-apa
Tak apa-apa
Biasakan saja!
Kami berada di atas suka duka
Kami menyapa dengan bahasa cinta
Bukalah mata, buka telinga jua
Gunakan hati, gunakan perasaan
Kita manusia coba saling meraba
Walau berbeda, jangan lihat bedanya
Beda/tak beda, inilah fenomena
Kalaulah sama tentu tak seru jadinya!
Pulungan, 13 Maret 2004
Kaciaaan Dech Lo!!!
:AliS
Kau,
Indahmu menghiasi ruang pikirku
Kau,
Pesonakan angan
Kau,
Seindah bola pimpong, dipukul kesana, kemari, diputar-putar sampai-sampai sulit ditangkap
Kau,
Yang kini ada dalam kekhawatiran
Kekhawatiran hati gulana mencari tempat untuk bertenang
Yang kini ada dalam kegundahan
Kegundahan jiwa terbang melayang-layang
Hingga tak kau kenali, siapa dirimu!
Kau,
Hanya kau yang sanggup mengatasi kegelisahan itu
Ya… hanya engkau
Kau,
Yang kini terbaring di antara reruntuhan puing-puing cintamu sendiri
Yang kini terhempas lepas dari kendali jiwa nan murni
Yang kini menangis diliputi kabut legam seolah takk pudar-pudar
Yang kini sedih karena tempo hari-hari kemarin
Yang kini mencari keajaiban dari TUHANmu
Kau,
Kini engkau bersimpuh,
Kau jatuhkan citramu di waktu lalu
Kau akui apa yang semestinya engkau akui
Aku bersyukur untuk itu
Tetapi kau!,
Setelah mendapatkan sebuah keajaiban dari Tuhanmu,
Apa yang kau katakan…
“ini perjuanganku…”
Masya Allah…
Kau, kau, kau…
Di saat terhimpit kau cari-cari Tuhanmu,
Di saat hatimu suram, kau panggil-panggil namaNYA
Di saat kau jatuh, air matamu seolah menetes pertanda sebuah kesadaran!
Kemarin kau abaikan DIA
Esok apa lagi yang kau lakukan?
Pulungan, Pebruari 2004
Kadang – Kadang
:Ali’S
Kadang-kadang kita tak tahu apa yang kita pikirkan
Apalagi yang dipikirkan orang lain!
Kadang-kadang kita lupa sesuatu milik kita ada di mana
Apalagi orang lain!
Kadang-kadang kita enggan terhadap saudara kita sendiri
Apalagi orang lain!
Kadang-kadang kita tak ngerti maksud omongan kita sendiri
Apalagi orang lain!
Kiranya makanan apa yang membuat kita tidak sampai begitu?
Pengajaran model bagaimana yang sanggup sebentar-sebentar mengingatkan
Kadang-kadang kita ingin bermimpi baik
Tapi kadang kita lupa mimpi apa semalam
Bukankah hidup ini juga mimpi???
Belung, 25 Pebruari 2004
G e r i m i s
:AliS
Gerimis menyapa bumi di kedalaman malam
Angin menerpa dedaunan
dan pohon bambu itu keluarkan suara gesek-gesekan tak beriorama
aku keluar memandangi langit hitam sendirian
tak ditemani bintang gemintang
hanya rembulan yang bermalas-malas memantulkan sinarnya
gerimis tak kunjung reda
aku masih sendirian
hatiku tak ingin sendiri
aku ingin gerimis itu menetesi – bahkan menyirami hatiku yang kering,
menyirami kepalaku yang sombong,
menyirami tanganku yang kotor
gerimis menyapa bumi di pucuk siang
angin menghembuskan kabar setiap saat tanpa henti
sebenarnya gerimis ini tak kan pernah berhenti
kenapa kita masih tidur pulas tak ingin bangun mencari arti?
Pandansari, 070605
Jangan Terus-Terusan Berdusta
:AliS
Lelah kumenunggu kepastian janji-janji
Entah, di hari ini aku dapati kata-kata yang pasti
Ada secercah cahaya menyinari lubuk hati
Sampai pedih perih yang kualami sirna kian menepi
Tetapi jangan berhenti di sini
Perjuangan masih panjang
Tetapi jangan diam dan biarkan menghantui perasaan
Teruslah berbuatlah demi masa yang tersisa
Teruslah berbuatlah ada masa yang tersisa
Kawan,
Mungkin saat ini kita rajut kepedihan
Bila masanya tiba, engkau bicara mengguncangkan dunia
Mungkin saat ini kita paksa tuk menahan
Pasti akan datang jua selaksa doa penghantar bahaghia
Gunakan bahasa kasih dan sayang
Gunakanlah perasaan
Pakai hati, jangan pakai belati
Bicara atas dasar nurani
Teruslah berbuatlah demi masa yang tersisa
Teruslah berbuatlah ada masa yang tersisa
dusunkecil, Maret 2006
Habis Manis Sepah Kau Buang
:AliS
Terombang ambing langkah mereka
Nasibnya nungging tiada pastinya
Hidupnya sudah susah,
Jangan dibikin susah
Hidupnya makin miris, hati teriris-iris
Derita demi derita yang dialami
Kapankah ini akan berhenti
Hati berharap berlalu cepat
Adakah engkau dengar kepedihan di sana
Tidakkah engkau lihat luka hati mereka
Menahan pedih perih, hidup tak pasti
Dulu saja kau dekati mereka,
Kau butuh menghisap manis madunya
Kini dirimu memalingkan muka
Habis manis, sepah kau buang
Manisnya janji-janji yang kau ucap
Hingga mereka di pinggir terus berharap
Kau beri mereka manisnya madu
Kura-kura di dalam perahu!!
Kau berpura-pura tak indahkan itu.
dusunkecil, 280406
Kebal Kritikan
:AliS
Jika kita tak lagi bicara
Bukan soal tak bisa
Jika kita tak lagi bercanda
Bukan soal sakit gigi
Tapi memang iklimnya begini
Tapi memang musimnya begini
Jika kata tak lagi kuasa
Maka aku diam
Jika protes dan kritik biasa
Maka nantikanlah pedang
Apa iklimnya sudah begini
Apa musimnya memang begini
Kritik dan saran di atas panggung
Kecaman pedas di dalam Koran
Tapi tak membuat dirimu bingung
Malah dirimu seolah berkacak pinggang
Kritik dan saran lewat laguku
Nasehat manis di dalam buku
Tapi tetap saja telingamu dungu
Atau memang hatimu sudah beku
Aku ini orang kecil di sudut dusun yang kecil
Tidak bisa apa-apa
Tidak berani berbuat neko-neko
Paling-paling nggrundel dalam hati
Negeriku, negeriku,
Kasihan sekali engkau
Para pengatur-pengaturmu kebal kritikan
Apa mereka tak melihat di pojok sana kelaparan,
Di sudut sana bayi-bayi menangis minta tetek ibunya – sementara air susunya tidak keluar karena kurangngya suplemen gizi,
Di pinggir sana orang-orang berebut sesuatu yang sampai saat ini masih saja terjadi percekcokan, perkelahian dan sebagainya.
Lalu di mana wujud dari sebuah kata keadilan, , kesejahteraan, , ketenteraman, gemah ripah loh jinawe, kedamaian dan kebersamaan?
Oalah GUSTI, hanya ENGKAU yang tahu permasalahan ini
Aku hanya bisa diskusi dan bernyanyi
Diskusi yang tak ada ujung pangkalnya dan tak membawa penyelesaian apa-apa,
Bernyanyi yang hanya koar-koar pinggir jalan,
Tak ada yang mendengar
Oalah …
Hanya ENGKAU yang tahu semua ini.
dusunkecil, sepuluh-sepuluh 2006
Lihatlah Deritanya
:AliS
Mendung kelabu di atas sana seakan kabarkan duka
Tertutup sudah cahaya yang menerangi, risaulah hati
Terlihat jelas di mata derita mereka
Menampar hati nurani setiap manusia
Aku hanya bisa memandang
Aku cuma bisa bernyanyi, sambil gulirkan doa,
Semoga derita reda
Lihatlah kawan derita menampar mereka
Dengar jeritan dan tangis bayi di sana
Tuhan, tolonglah ringankan beban mereka
Hanya Engkau yang kuasa atas segala bencana
Mungkinkah ini sudah pertanda bahwa dunia semakin tua
Ataukah memang ulah kita yang salah, selalu serakah
Kapankah bencana ini akan berhenti
Apakah setiap peristiwa diambil hikmahnya
Wahai kau yang duduk di sana
Apa kiranya yang ada di benakmu sampai kapankah begini
Belum tuntas tiba yang lainnya
Dusunkecil, 10 Pebruari 2007
be Be em ‘08
:AliS
Tepatnya dua satu mei enol delapan
Sehari setelah kebangkitan nasional
Aku tulis lagu dengan penuh keraguan
Lagu lama kisah kaum yang terpinggirkan
Tahun dua ribu delapan menjadi saksi
Di tahun inilah rakyat kembali menjerit
Mahasiswa berkoar-koara turun ke jalan
Satu permintaan dari sebuah kebijakan
Kebijakan di sana
Kebijakan pemerintah
BBM naik naik naik lagi
BBM membuat rakyatmu sedih
BBM menaikkan barang lain
BBM menjadi lakon yang pasti
Indonesia, kepulauan jaya raya
(coba buktinya mana!)
Indonesia, tanah subur rakyat makmur
(semestinya begitu!)
Indonesia, kekayaannya melimpah
(tapi banyak yang miskin!)
Sampai kapan kehidupanku begini
(ya aku tidak tahu!)
Pandansari, 21 Mei 08
Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu
:AliS
Aku berpikir, lama-lama kupikir
Aku rasakan semakin susah saja
Aku cuekin, perlahan kucuekin
Aku abaikan hatiku jadi tenang
Untuk apa kugelisah memikirkan omongan
Omongan yang belum pasti, apalagi negatif
Negatif padaku…
Mulai saat ini aku belajar diam
Mulai detik ini tak urusi omongan
Biarlah orang seribu membenciku
Aku harus belajar mengabaikan itu
Kalau gunjingan itu kumasukkan dalam hati
Sama halnya aku sepakat dengan yang negatif
Merugi hatiku…
Anjing menggonggong kafilah berlalu
Anjing menggonggonglah terus
Anjing menggonggong yang lebih keras
Sampai putuslah urat lehermu!
Resah, gelisah, gundahlah hatimu
Resah, gonggonganmu resah !!
Memang amat berat aku belajar ini
Bisa tak bisa kuusahakan bisa !
Kadang tergelincir hatiku jadi marah
Kupikir dalam apa gunanya marah
Aku coba setiap saat selalu mengingatNYA
Agar hati bangun dan senantiasa terjaga
Kulepas semuanya…
Pandansari, 28 Pebr 2008
P A I N I
(Pancasila Adalah Ideologi Negara Indonesia!)
:AliS
Apa kabar wahai kawanku
Lama jua tidak bertemu
Rindu-rindu hatiku rindu
Bangkitkan kenangan lalu
Lama engkau di negeri orang
Tinggalkan negeri sendiri
Apa sudah engkau bosan
Kini engkau harus kembali
APAINI…
Azasku Pancasila Adalah Ideologi Negara Indonesia!
APAINI…
Sebuah Negara yang merdeka, bebas, damai sentosa?
APAINI…
Segenap aturan dan tatanan yang kadang dilanggar jua oleh pembikinnya?
APAINI…
Sebuah kata bijak dan tindakan bijak yang melahirkan kebijakan yang kadang membingungkan rakyatnya?
APAINI…
P A I N I (Pancasila Adalah Ideologi Negara Indonesia!)
Engkau pasti sudah tahu berita tentang negeri kita
Jangan kau sesali itu
Takdir kita di Indonesia, memang begini adanya
Bukan salah bunda mengandung
Nasi sudah menjadi bubur
Sesal kemudian tak ada guna
Kita jalan apa adanya
Dulu moyang kita sengsara
Di bawah Jepang dan Belanda
Kini kita sudah merdeka
Tapi sejahtera belum merata
Engkau pasti sudah tahu
Berita tentang negeri kita
Jangan kau benci itu
Takdir hidup telah tertulis
Diam-diam hatiku diam
Diam-diam tak bisa diam
Mulut terkatub, hati bicara:
Tentang kamu di negeri seberang
Tentang kita di masa sekolah lalu
Tentang organisasi yang kita dirikan, kita openi, lalu kita tinggal begitu saja
Tentang kehidupan di sekeliling kita yang carut marut,
Yang amat amat berat dirasa oleh kelompok pinggir jalan
Yang amat berat karena himpitan
Kenapa yang di pinggir selalu terhinpit, padahal yang biasanya terhimpit adalah yang di tengah
Ini fakta kawan!
Negeri kita tetap Indonesia
Bagaimana pun tetap Indonesia!
Sekali Indonesia, tetap Indonesia
Bagaimana pun adanya
Siapapun petingginya…
Oalah GUSTI…
Beri petunjukMU kepada para petinggi negeri ini
Agar tahu rakyatnya di pojok sana, di pinggir sana yang masih butuh segala apa yang membuat mereka bisa tersenyum.
Hanya ENGKAU GUSTI yang mengerti…
Dusuncilik, 20 Mei 2008
M e n d u n g
:AliS
Pukul empat sore hari
Dalam kelas ramai sekali
Awan berarak di atas sana
Mau turun hujan
Kulihat dari nako kelas
Awan berarak beriringan sambung menyambung
Kelabu gayut-gayutan
Bercanda riang, menari nari
Disambar petir
Gemuruh, menggelegar suaranya memasuki kelas
Mau turun hujan
Dari pagi matahari ditutup awan
Mendung semakin pekat sore itu
Tiba-tiba bapak guru menyiapkan kami,
Berdoa dan pulang
Hujan sudah turun deras sekali
Berlari aku keluar,
Tiba-tiba…
terdengar olehku: ‘tunggu aku…’
ah…
smatumpang, 20 juni 1992
H u j a n
:AliS
Hujan deras
Deras mengguyur jiwa-jiwa
Deras sirami hati kering
Apalah daya
Hanya menerima
Gemuruh guntur seperti murka
Seakan mengingatkanku:
Di mana cintaku
Ke mana cintaku
Aku termangu terjepit rindu
Atau memang aku terlalu dungu
Hati bicara tetapi mulut terkatup
Aku tak mampu
Air pun menetes di pipi
smatumpang, 20 Juni 1992
Senggol-Senggol Kata
:Ali’S
Dari mulut kemulut
Ada bicara keluar sendawa
Antara mereka yang duduk-duduk disana
Kata-kata senggol menyenggol
Singgung singgungan
Kepada bapak yang duduk di bangku
Yang berlapis beludru
Bisa memutar berputar-putar
Senggol senggolan kata-kata
Anak-anakmu bercerita
Di sudut sana
Di bangku sebelah
Mulut terkatub tidak mmengeluarkan sendawa
Mulut terbuka berbau harum
Seharum wangi bunga seroja
Kepada Bapak
Mereka - anak-anak keluarkan sendawa
Harum
Menusuk hati dan perasaan
Sampai marah
Tumpang, Januari 1992
Yang Terakhir Kalinya Kuucapkan
:AliS
Selamat jalan
Kukenang
Berpisahlah sudah
Selamat jalan
Ingatlah
Wahai Bapakku
smatumpang, 12 September 1992
Ngamen Saja Sampai ke Nganjuk!
:Ali’S
Bersama Sokle
Lagi bingung
Bersama Dawan
Senyam-senyum
Bersama gitar
Bersama awan berarak beriringan
Bersama panas
Bersama terik
Bersama riuh
Bersama gupuh
Bersama pikiran nan telanjang
Bersama untaian waktu tiada hentinya
Bersama tekad muda dengan darah yang muda
Bersama resiko yang dihadapi ketika kereta tak dijaga
Bersama-sama
Tapi sempat tak bersama-sama
Turun di Tulungagung,
Panas berlari hingga sampailah di kota tahu, sempat menginap di masjidnya
Berlari menuju Nganjuk
Bersama-sama tertawa dan ditertawakan
Ngamen saja harus ke Nganjuk?
Pulungan, Juli 1992
Gadisku Selamat Belajar
:Ali’S
Ketika kududuk di depan halaman sekolahmu
Dentang loncengpun kudengar di telinga
Pertanda jam istirhat telah tiba
Mucul sudah semua siswa
Dirimu keluar bersama seorang sahabatmu
Bola matamu menatap tidak sengaja
Dirimupun melangkahkan kaki ragu
Dengan senyum malu-malu
Lima menit di halaman Dipo kumenunggu
Kusapa lirih sebut namamu
Kau hanya mengangguk seakan ragu
Kuhampiri kau tersipu
Hanya sedikit hasrat mengapa ku ingin ketemu
Desakan ridu tak bisa kubendung lagi
Makanya aku nekad menunggu di halaman itu
Agar lepas rasa rindu ini
Gadisku, selamat belajar buatmu
Tempuhlah ilmu sekuat tenagamu
Gadisku, selamat belajar untukmu
Pikullah ilmu sekuat bahumu
Jangan hentikan kau jamah buku-buku
Cita-citamu ada pada niatmu
Gadisku selamat belajar buatmu
Tempuhlah ilmu sekuat pikirmu
Gadisku semoga tercapai semua
Hasrat hatimu juga cintaku
Tmp-Mlg, Juli 93
Malam Itu
:Ali S.
Malam itu
aku termenung lesu
mataku sayu
kubuka jendela menatap langit
jauh memandang tanpa batas
bintang gemintang menari-nari
wajah rembulan putih berseri
tak seputih wajahmu
Aku menangis di malam itu
Aku mencoba meraih rupa
Walau tangan ini tak bisa menjangkau
Kucoba mengingat kenangan
Esok hari
Kutatap batu nisan itu
Di tengah derasnya hujan
Kutaburkan bunga-bunga doa
Pulungan, 08 Nopember 1993
Jalan-Jalan Sampai Besok -wdp
:Ali’S
Mari kawan, kita berangkat
sekarang
Mari kawan, kita berangkat
kaki-kaki bergoyang
Mumpung matahari masih baru bangun dari tidurnya,
Kita tebaskan gelora
Genggaman tangan semangat membara
Membuka arah kepala
Angin-angin pada menyapa
dan menghantarkan kita
Hari ini jalan-jalan enak sekali
Membuka kulopak
Menghibur hati
Jalanan setapak
Kita turuni
Kita mengembara dengan kaki-kaki telanjang
Ah… nekat nian
Sampai jauh kaki terayun
Melenggang
Kembali esok
Jalan-jalan pulang besok
18 Pebruari 1993
BERDIALOG ANTAR TRUK -wdp
:Ali’S
orang muda
kembang muda
kuncup mengelupas bulu-bulu
angin-angin nakal membawa bunga
biru langit hatiku biru
merah lampu mataku merah
mendung langit awan-awan hitam mengumpul
tapi senyum di atas truk itu menyimpul
aspal panas kutindas dengan sepatu-sepatu
meloncat-loncat kecil kanguru
dari truk warna kuning
merah kuhinggapi, dengan panasnya kaki
dari lampu-lampu keluar warna
kutuju demi jalanku
dengan rapuh kaki
walau panas tangkai bunga ini
ini hari aku pergi
orang muda slalu mencari
kembang-kembang yang warna-warni
tinggalkan pondok di kampung sendiri
Orang muda. Kembang muda
Terbang terbawa jalan aris truk
Ke mana akhirnya?
truk ini dan truk itu?
Ke mana jalannya?
lurus atau berbelok belok?
Di sini orang muda sedang mencari
Pemuas kuncup hati
Kembang-kembang terbang melaju
Sampai ke negeri seberang
Kan pulang
Kembali ke kediaman bunda
Dan sanak saudara menanti
18 Pebruari 1993
Menginjak pukul lima belas
O ……ternyata
Tiga lampu tiang menyala
Wajahku pun merah
Ada truk berhenti warna merah
Kami tanya kernet dipinggir pintunya
Boleh kami naik?
Akhirnya……
Tujuan itu ada
Ditengah jalan cuaca tidak mengijinkan
Kami dapat teman satu baya
Khoirul, ia dipanggil
Deras nian air turun
Di atas truk kami berkerudung
Ah, tak terduga
Ah, sungguh gila
Tak disangka semua jadinya
Sabtu itu menunjuk sore
Sore itu melangkah ke malam
Daun-daun bergoyang ditiup angin
Seakan melambaikan selamat
Debu-debu bertebaran (Asyik!)
Benar-benar mengasyikkan, kawan
Warna-warni lampu
Menggugah ingatan pada sang pencipta
Kami yang berempat
Turun dipertigaan kata darah
Wah! mengerikan !
Tawa renyah walau galau tak tentu arah
Kami melangkah
Aku melangkah melihat-lihat
Di sudut itu ada yang indah rupanya
Mampir kami di sana
Gila! Benar-benar gila
Malam minggu di pucuk wajah layu
Malam hingar suara kembang yang mekar
Yang warna rupa aneka ragamnya
Apakah diantara kita ada uang?
o…. tidak ada
tidaklah jadinya
Senyum kota hilangkan dahaga
Udara panas keringat lepas
Malam minggu itu
Kuncinya hanya satu
Benar-benar untung malam kelana
Kaki dan wajah memerah
Di kota darah. Kota kembang insan serakah
Kami dapat tumpangan di sana
Pada saudara sepupu kawan kita
Untuk melepas mimpi
Untuk membuai angan
Ramah-ramah isi rumah
Berbicara bibir semalaman
Gurau ria penuh persahabatan
Benarkah bersahabat kota ini?
Pagi-pagi kami bangun
Suara kota nadanya mengalun
Kini hari sudah minggu
Pagi menjemput – kami pamit
Menyapa jalan yang begitu panjang
Berapa kilo kira-kira?
Kurang lebih lima belas kilo
Matahari membakar kulit kami
Di sertai waktu yang menghimpit
Hati kami tetap menggigit
Untuk pulang ke pangkuan bunda
Kembali ke desa harapan yang penuh kedamaian
Tumpang, 14 Pebruari 1993
Pulungan, Pebruari 1993
Dengarkan Kawan
(kepada kawan yang nyaris frustasi)
:Ali’S
Kawanku, dengarkanlah
Salamku malam ini
Kuhantar lewat celah
Jendela kamar sepi
Sobatku, indahkanlah
Kataku lusa itu
Jangan kau marah-marah
Semua demi baikmu
Kita pikir sebelum langkahkan kaki
Kita cerna sebelum berbicara
Harap hati tak bisa dibendung lagi
Bisa-bisa akhirnya kau celaka
Kawanku, mengertilah
Sobatmu nasehati
Sayangku, bersabarlah
Agar kau tak merugi
Kau tahu betapa berat bagimu
Kuyakin engkau tahu
Kau mengerti akibat yang terjadi
Kuyakin kau mengerti
Pulungan, 1993
SURAT KEPADA WARENG -wdp
:Ali’S
Telah lama Saudaraku Wareng kabur kabar
Telah lama aku pergi tanpa pamit (kepada Wareng)
Jauh sudah langkah kaki kita. Jauh jua wajah ceria
“Wareng sayang … Di mana Kau? Ingin kucumbui photomu”
Namun aku tertidur sibuk membayang
(Aku memainkan tangkai itu. Kupetik satu demi satu
gebyar bunyinya membelah ruang, mengingatkanku padamu )
Wareng sayang,
Kabar berita : kau panjangkan rambutmu hingga sebahu
Aku ingin tahu seberapa mancung hidungmu,
Aku ingin tahu seberapa panjang rambutmu,
Aku ingin tawamu yang menampakkan suasana bugar,
memecah kesunyian
(Aku terus mainkan tangkai itu. Kupetik nada A-minor,
bunyinya berlagukan seperti dulu, membelah ruang, membuat bising, membuat pusing, membuat sakit kuping,
Aku seperti badut yang kocak dan kalah )
Seberangkatku, kata ibu kau pernah ke rumahku.
Dua hari menginap. Kau tentu cariku. Kasihan kau.
Ke sawah juga kau ikut. Kakimu kotor Sobat,
Terkena rumput- rumput nakal,
Tapi kau biarkan saja,
Kau memang menjunjung tinggi nilai persahabatan
Maafkan aku bila kala itu tidak di rumah
Sekiranya kau mau memaafkan sibukku
Aku bangga bersahabatkan dirimu, yang selalu ceria,
walau tak pegang uang.
Yang selalu berbangga walau pernah gagal
(Aku mainkan senar- senar di tangkai. Jariku menari .
Kupetik nada rindu, gebyar bunyinya syahdu
Ingatanku padamu selalu .
Aku masih bagai daun-daun yang gugur)
Wareng sobatku,
Kapan kita dapat beradu nafas malam-malam seperti kemarin?
Kapan kita akan berguyur air sungai yang sudah dibendung?
Kapan kita ngeluyur lagi?
Wareng …
14 pebruari 1994
Karmilla
:Ali’S
Ketika kuberjalan sendirian di terik mentari
Kujumpa gadis desa yang sedang dirundung duka
Kuhampiri, kudekati, kucoba untuk mengerti
Kiranya aku tahu siapa dara ini
Kutanya kepadanya siapa yang dipikirkan
Wajahnya ayu rupawan menggoda setiap insan
Sungguh kasihan menanti rindu dalam
Oh gadis desa yang lugu rupa
Karmilla, cinta karmilla, menanti seorang dicinta
Karmilla, kasih karmilla, yang pergi entah ke mana
Karmilah kau gadis desa, bercinta untuk yang pertama
Karmilla sungguh merana
Itulah cerita cinta antar anak muda
Yang masih belum mengerti makna dari cinta
Akhirnya dara manis merana, hatinya terpana
Plng-Mlg, Juni 94
Kucing-kucingan
:Ali’S
Engkau mungkin masih ragu dengan cintaku
Aku sudah tak lagi.
Engkau mungkin masih pikir-pikir akanku,
aku sudah tak lagi.
Engkau mungkin masih belum yakin denganku
aku yakin sekali padamu
Engkau mungkin masih mempertimbangkanku
aku sudah tak lagi
Engkau mungkin putar otak seribu kali untuk bisa menerimaku
Aku siap menerimamu.
Kau mungkin tak menginginkanku,
aku lebih ingin akanmu
Engkau mungkin akan mengelak,
aku akan bertanya.
Tapi engkau jua yang bingung mencariku: ke sana, ke mari, ke lembah, ke gurun, ke gunung, ke laut, ke lorong, ke hulu, ke hilir, ke utara, ke selatan, ke ufuk barat sekalipun,
Aku diam. Aku diam. Aku diam.
Engkau mungkin mimpikanku,
aku tertawa di matamu.
Engkau mengejarku,
aku lari.
Aku mengejarmu,
Kau sembunyi.
Sampai kapan kucing-kucingan ini berakhir?
kamar sumpek - Pulungan, 1995
Bagaimana Ini
:AliS
aku merasa ada detakan di jantung keras sekali
aku menduga inilah namanya cinta
aku tak tahu bagaimanakah caranya menghentikannya
makin kubendung, kian kutekan ,alah menjadi-jadi
aku ingin cerita
kuingin berbagi rasa ini
bergetar hatiku, berdebar jantungku
panas dingin tubuh saat itu
dalam sepi aku rindu dan coba bayangkan wajahmu
dalam malam sulit pejamkan mata
jika berjumpa, aku hanya bisa diam dan hanya memandang
apakah engkau rasa juga sepeerti yang kurasa
dan kusandarkan, kupasrahkan
akhirnya aku tak tahu
bagaimana ini….
dusunkecil, 25 Mei 1996
Pertemuan dan Perpishanku
:Ali’S
Malam itu aku ingin keluar rumah
Berjalan-jalan ke desa sebelah
Samar-samar aku dengar ada suara
Ternyata disana ceramah agama
Sebuah tontonan dan itu juga tuntunan
Aku mencoba khidmad mendengarkan
Denga seriusnya telingaku mengikuti
Ceramah agama yang gratis malam ini
Dan ketika lagi asyiknya mendengarkan
Kulihat ada gadis mangganggu mataku
Tanpa kusadari kakiku mendekati dia
Dari lirak-lirik mata yang akhirnya berani menggoda
Semula si gadis e… malu-malu padaku
Aku juga malu-malu padanya
Lama-lama si gadis mau juga diajak bicara
Ngalor-ngidul nggak karuan themanya
Tontonan telah usai semua pengunjung pun buyar
Termasuk diriku juga harus pulang
Aku tengok jam yang mengikat pergelanganku
Jarumnya menunjuk angka sebelas pas
Sesampai dirumah pikiranku jadi kacau
Bayangan seseorang yang membuatku risau
Aku tak bisa tidur pulas hatiku galau
Akhirnya kupaksa mimpikupun jadi balau
Entah mimpi apa diriku semalam
Aku tak sempat mengingatnya lagi
Entah hari apa dan tanggal berapa
Tiba-tiba dua gadis menghampiriku
Sepertinya aku pernah kenal gadis ini
Ternyata benar ia gadis esok hari
Aku langsung kaget ketika ia sodorkan
Sepucuk surat spesial untukku
Sesampai dirumah suratpun aku baca
Diam-diam hatiku tertawa
Ternyata ia beri harapan padaku
Aku bilang ini lowongan
Singkat cerita aku berhubungan dengannya
Dan sepakat jalan sama-sama
Hubunganku dengan dia wajar biasa saja
Tak ada yang hebat dan tak adayang dianggap istimewa
Entah mimpi apa diriku semalam
Aku tak sempat mengingatnya lagi
Entah hari apa dan tanggal berapa
Ada kabar buruk yang menimpa aku
Ternyata hubungan cintaku dengan dia
Tak direstui orang tuanya
Baiklah aku bilang kepada gadisku
Ia hanya meneteskan air mata
Putusanku dan dia ragu dan samar
Tak ada kejelasan nyata
Dia menangis kala aku kecup keningnya
Itulah perjumpaan dan kiranya perpisahan
Pulungan, September 1996
KELOMPOKE IWAK DEWE
Lagu : aREMa SiNGO eDane & HaNOmaN
Lirik: Ali'S
Iki ngono kumpulane arek enom (Pak)
kang duwe kepedulian marang lian
Panggonane ono ing dusun Pulungan (Bu)
dusun cilik penduduk aneka ragam
Ayo cokonco kabeh lanang lan wadon (Rek)
kumpul bareng ing sak jrone paguyuban
Awak dewe sak dermo kelompok cilik (Rek)
cobo ngabekti berjuang lewat seni
Oleh seneng ugo entuk ora seneng (Cak)
Remen rungokke ra remen ojo ngganggu
Monggo kito sedoyo sareng sholawat (tan)
Dumateng nabi agung nabi Muhammad
Sholawate mboten ngenal ruang waktu
wonten pundi kemawon panggenanipun
arek’e wus wani, Rek!!!
:AliS
Warna-warni apik rupane mawar
Isuk-isuk dirubung gambreng
Nek biyen kapale terus berlayar
Saiki wus berlabuh anteng
Indah dipandang lentera kota
Di bawah mercuri main tambolin
Apalah jua yang kami pinta
Kalau bukan restu doa para hadirin
Tiga, satu, enam dan tujuh
Kalau dijumlah jadi tujuh belas
Kini hamba Allah telah bersatu
Semoga kelak benar-benar ….17
(opo… maksude iki!!!)
Ayo dikarak!
Ayo dikarak!
Ayo dikarak!
Nang pasar tuku salak pondoh
Salak kecut enak wae wong luwe
Ngono wae mbiyen koyoke emoh
Barang saiki karepe ngglitu wae
Ayo dikarak!
Ayo dikarak!
Ayo dikarak!
Tumpang, oktober songosongo
Aku Suka Kamu Apakah Kamu Tidak Tahu?
:Ali’S
Dalam hitam digelap malam
Kuterbayang seraut wajah
Teramat dekat di pelupuk mata
Kau menari berikan senyum
Aku tak tahu saat itu, apakah ini sekadar mimpi
Bayang-bayangmu selalu menggoda
Ku tak sanggup melepaskannya
Diam-diam dalam hatiku menyimpan rasa suka padamu
Kudekati, kau kuhampiri,
Engkau diam seribu bisu
Aku tak tahu, tak tahu aku
Gemuruh riuh dalam hatiku
Aku tak tahu akan kamu, apa begitu kau kepadaku.
Dalam diam hatiku gemuruh
Dalam malam dirimu diam
Dalam diam pikirku gelisah
Malam-malam engkau biasa
Aku tak tahu ke mana ku harus mencari jawab itu
Aku merasa kau sepi saja, aku menduga dirimu sendiri
Terbayangkan dalam benakku bisa bersua dengan kamu
Terbayangkan dalam anganku bisa bicara lewat lagu
Maafkan atas kelancanganku,
Yang berani menyukaimu
Biarkan mimpi indah itu menghiasi ruang hatiku
Berikanlah sedikit luangmu,
berikan senyum di mimpi itu
Hanya itu yang diriku mau
Walau tak bisa memilikimu
Dalam diam hatiku gemuruh
Dalam diam kutetap diam
Diam-diam berani menyapa
Aku diam, engkau pun diam
Pulungan, Januari 2004
Sebuah Pertanyaan Gila
:AliS
Pak, apa sih maksudnya kerancuan tidak logis kalimat?
Adalah kalimat yang mengandung pengertian yang berbeda.
Maksudnya?
Sebuah kalimat bisa bermakna dua, atau bahkan bisa membingungkan
Hari ini saja saya bingung, Pak.
Bagaimana tidak bingung, pertanyaanmu saja sudah membuat pak guru bingung.
Jadi apa?
Apanya?
Yang tadi, Pak
Apanya?
Gini Pak:
Perhatikan kalimat berikut:
Orang mati diloncati kucing hidup
o… itu maksudmu?
Ya iya lah, Pak….
Yah… betul
Betul apa Pak?
Betul-betul punya maksud pertanyaanmu,
Jadi, kerancuan itu ditimbulkan oleh maksud yang kurang jelas. Ya… seperti itu
Seperti itu bagaimana, Pak
Seperti pertanyaan gilamu itu.
Bukankah Bapak yang membuat saya GILA???
Dalam kelas ramai, pebruari 2004
S e p i
Jam dua belas lewat lima
Di kelas
Riuh,
Gundah,
Tidak seperti supermarket
Ddahaga
Penat
Lunglai
Bukan hanya kamu yang ingin pulang
Aku juga ingin pulang…
Dalamkelasriuh, 23 Pebruari 2004
Juduli Sendiri
Jam dua belas kurang lima
Gaduh!
Ramai!
Seperti pasar!
Lapar
Capek
Lemas
Bukan hanya kamu yang ingin pulang,
Aku juga ingin pulang…
Dalamkelasriuh, 22 Pebruari 2004
wongkun iku sopo luw
BalasHapusWongkun iku wong kuno sam,,
BalasHapusaku yow gak roh pisan sopo jenenge.. haha...